Oleh Rismawati
PWMU.CO – Globalisasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan umat Islam. Salah satu dampak paling signifikan adalah pengaruh globalisasi terhadap budaya Islam, yang menyentuh hampir setiap dimensi kehidupan, mulai dari cara berpikir hingga praktik ibadah.
Era modern dengan perkembangan teknologi dan arus informasi yang tak terbendung memunculkan tantangan besar bagi budaya Islam, terutama dalam menjaga identitas dan warisan budaya yang telah terbentuk selama berabad-abad. Dalam konteks ini, budaya Islam dihadapkan pada dua sisi globalisasi: sisi positif yang memungkinkan perluasan pengetahuan dan sisi negatif yang mengancam keberlanjutannya.
Globalisasi membuka peluang bagi umat Islam untuk memperluas wawasan keagamaan mereka melalui akses yang lebih mudah terhadap informasi. Kemajuan teknologi, khususnya internet dan media sosial, memungkinkan umat Islam untuk mengakses berbagai tafsir, hadits, ilmu fiqh, dan tasawuf dari berbagai belahan dunia.
Menurut Yonatan A.Z. (2023), pengguna internet dan media sosial pada tahun 2023 mencapai 5,16 miliar, atau 64,4% dari populasi global. Selama 12 bulan terakhir, jumlah pengguna internet dan media sosial mengalami kenaikan sebesar 1,9%, setara dengan 98 juta pengguna baru. Peningkatan ini dapat memfasilitasi diskusi yang lebih inklusif dan memberikan kesempatan untuk memperkaya pemahaman keagamaan yang lebih kontemporer.
Namun, globalisasi juga membawa dampak negatif yang signifikan terhadap budaya Islam, terutama dalam hal erosi identitas budaya. Pengaruh budaya Barat, yang cenderung mengedepankan hedonisme, materialisme, dan individualisme, perlahan mengikis nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam ajaran Islam.
Gaya hidup yang lebih bebas dan konsumtif, yang sering ditampilkan dalam budaya pop global, mulai menarik perhatian kalangan muda Islam. Banyak dari mereka yang terpengaruh untuk mengutamakan kesenangan duniawi daripada menjalankan kewajiban agama. Fenomena ini menyebabkan pergeseran nilai, di mana generasi muda merasa terasing dari tradisi budaya Islam mereka dan lebih tertarik pada budaya global yang lebih permisif.
Selain itu, globalisasi juga memengaruhi tradisi Islam lokal yang telah berkembang selama bertahun-tahun. Perubahan gaya hidup yang dibawa oleh globalisasi, seperti tren mode internasional yang lebih terbuka, mulai merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Hal ini tidak hanya memengaruhi cara berpakaian, tetapi juga cara pandang terhadap nilai-nilai kesederhanaan dan ketakwaan yang selama ini dijunjung tinggi dalam ajaran Islam.
Globalisasi sering kali memperkenalkan nilai-nilai yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti pola pikir dan perilaku yang cenderung mengarah pada pelanggaran syariat. Meski demikian, beberapa komunitas Muslim berusaha mempertahankan tradisi lokal mereka dengan mengintegrasikan nilai-nilai lokal dengan ajaran Islam, sehingga tercipta kebudayaan baru yang tetap mengedepankan prinsip-prinsip syariat Islam.
Pandangan Islam tentang Menjaga Budaya
Dalam artikel Culture Experience untuk Solusi Erosi Budaya dalam Era Globalisasi perspektif QS Al-Hujurat ayat 13, Laila & Vera (2024) menjelaskan beberapa pandangan Islam:
- Budaya dan Tradisi Tidak Bertentangan dengan Syariat
Islam mengakui dan menghargai keanekaragaman budaya selama budaya tersebut tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan akidah, syariat, dan akhlak Islam. Budaya yang mempromosikan kebaikan, moralitas, dan tidak melanggar hukum Allah dapat dipelihara dan dilestarikan. - Islam sebagai Penyempurna Tradisi
Islam tidak menghapus tradisi atau budaya yang ada, tetapi menyempurnakannya. Tradisi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, seperti penyembahan berhala atau adat istiadat yang mengandung kemusyrikan, dilarang. Namun, banyak tradisi yang diizinkan bahkan didorong untuk dilestarikan jika mengandung kebaikan. Contohnya adalah sejarah Nabi Muhammad SAW yang sering memodifikasi tradisi masyarakat Arab agar sesuai dengan nilai-nilai Islam. - Pelestarian Budaya sebagai Bagian dari Identitas Umat
Melestarikan budaya lokal yang baik dapat membantu memperkuat identitas komunitas Muslim. Ini juga menjaga keberagaman dalam Islam yang mencakup berbagai budaya dan tradisi selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. - Budaya sebagai Sarana Dakwah
Islam sering menggunakan pendekatan yang sesuai dengan budaya setempat dalam penyebaran ajarannya. Melestarikan budaya yang baik tidak hanya memperkaya warisan komunitas, tetapi juga menjadi sarana dakwah yang efektif. Namun, umat Islam diingatkan untuk selektif dan kritis dalam menerima pengaruh budaya agar tetap sesuai dengan ajaran agama.
Penutup
Secara keseluruhan, dampak globalisasi terhadap budaya Islam mencakup berbagai dimensi yang saling bertentangan. Di satu sisi, globalisasi memberikan kemudahan untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan kualitas pengajaran agama. Namun, di sisi lain, globalisasi mengancam kelestarian identitas dan nilai-nilai budaya Islam, terutama di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, umat Islam harus bijak dalam menghadapi globalisasi, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperdalam pemahaman agama, sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi umat Islam untuk menjaga dan mengembangkan identitas budaya mereka, sehingga nilai-nilai Islam tetap kuat dan relevan. (*)
Editor Wildan Nandda Rahmatullah