Penampilan UKM Reog Simo Budi Utomo pada acara Akademi Mubaligh Muhammadiyah, Jumat (6/12/2024). (Rahmat Fandi/PWMU.CO).
PWMU.CO – Paguyuban Seni Reog Mahasiswa (PSRM) Simo Budi Utomo Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) tampil memukau dalam pembukaan Akademi Mubaligh Muhammadiyah yang berlangsung di Ruang Seminar UMPO.
Acara tersebut menjadi momentum penting untuk memperkenalkan seni budaya Reog sebagai bagian dari kekayaan budaya Ponorogo kepada khalayak.
Penampilan PSRM bermula dengan pertunjukan di depan gedung rektorat UMPO. Dengan dua dadak merak, dua bujangganong, dan tim musik reog yang padu, mereka berhasil menciptakan suasana yang penuh semangat dan menampilkan keindahan seni tradisional Reog Ponorogo.
Penampilan ini kemudian berlanjut di Ruang Seminar UMPO, tempat pembukaan acara Akademi Mubaligh Muhammadiyah berlangsung.
Rektor UMPO, Dr Rido Kurnianto MAg yang juga salah satu pendiri PSRM Simo Budi Utomo, menyampaikan kebanggaannya atas penampilan PSRM.
“Ini merupakan kekayaan budaya Ponorogo yang harus kita jaga dan lestarikan. Alhamdulillah, baru-baru ini Reog Ponorogo disahkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, dan saya merasa bersyukur karena menjadi salah satu tim penyusunnya” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa PSRM Simo Budi Utomo juga menjadi salah satu simbol UMPO sebagai “The Reyog University”. Lebih lanjut, Rektor berharap semangat melestarikan budaya ini terus menjadi identitas universitas di masa depan.
Di sisi lain, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PSRM Simo Budi Utomo Za’im Bari’ Muttaqin, juga menyampaikan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, UKM Reog baru saja tampil memeriahkan acara Akademi Mubaligh Muhammadiyah yang diselenggarakan PWM Jawa Timur di UMPO ini. Ini adalah bentuk syukur kami karena dapat menyuguhkan budaya di hadapan para bapak dan ibu yang hadir” pungkasnya.
Penampilan spektakuler ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya lokal. UMPO terus berkomitmen untuk mendukung seni tradisional Reog sebagai identitas Ponorogo sekaligus Indonesia.
Penulis Rahmat Fandi, Editor Danar Trivasya Fikri