
PWMU.CO – Nuansa peringatan International Women’s Day (IWD) turut mewarnai webinar hasil kerja sama Pimpinan Pusat Aisyiyah dan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Webinar bertajuk “Accelerate Action: Percepat Aksi untuk Keadilan dan Kesetaraan Gender” ini digelar pada Minggu (9/3/2025) melalui Zoom Meeting.
Webinar yang dipandu oleh panitia pelaksana dari PP Aisyiyah, Heny Hikmawati ini dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Umum PP Aisyiyah, Dr Sri Hastuti NR MSi.
“Banyak isu terkait perempuan yang perlu kita ketahui, di antaranya pendidikan, kekerasan terhadap perempuan, baik secara verbal maupun berbasis digital dan berbagai tantangan lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa untuk mempercepat perbaikan kualitas dalam menghadapi berbagai problematika tersebut, diperlukan kerja sama dari beberapa pihak terkait.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Perwakilan Lembaga Partisipasi Perempuan, Dr Adriana Venny.
Dalam sesi ini, ia membahas berbagai topik, mulai dari sejarah peringatan IWD, Beijing Declaration and Platform for Action (BPfA) 30+, Commission on the Status of Women (CSW) ke-69, hingga peran Gerakan Perempuan Peduli Indonesia (GPPI) yang kini sedang ia tekuni.
Ia memaparkan 12 bidang kritis yang berkaitan dengan perempuan, di antaranya yakni perempuan dan kemiskinan, perempuan dalam pendidikan, perempuan dan kesehatan, kekerasan terhadap perempuan, serta perempuan dan lingkungan hidup, dan lain sebagainya.
“Pelayanan khusus bagi penyandang disabilitas atau inklusi juga perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan dengan kelompok lainnya,” tuturnya.
Setelah itu, pemaparan selanjutnya disampaikan oleh seorang remaja aktivis lingkungan hidup, Aeshnina Azzahra A. Nina mengawali presentasinya dengan menampilkan bahaya penggunaan plastik serta dampak sampah plastik terhadap lingkungan.
Ia juga membagikan kisah perjuangannya dalam menyuarakan isu limbah plastik yang berasal dari negara-negara maju. Sampai saat ini, Nina telah diundang ke berbagai negara, seperti Belanda, Jepang, dan Inggris, untuk menyampaikan aspirasinya terkait permasalahan lingkungan.
Dalam kesempatan ini, ia juga memberikan beberapa kiat dalam menghadapi ancaman krisis iklim. Menurutnya, krisis ini dapat diantisipasi melalui empat langkah utama yakni literasi, inisiasi, partisipasi, dan kolaborasi.
Selanjutnya, pemaparan disampaikan oleh Kepala Bidang Ipmawati PP IPM 2023-2025, Wulandari Ney. Ia membahas tentang peringatan IWD dan menekankan bahwa IWD layak dirayakan oleh kaum perempuan sebagai momentum untuk menyuarakan kesetaraan, mengingat berbagai ketimpangan gender yang masih terjadi hingga saat ini.
Wulandari juga menjelaskan bahwa perempuan memiliki hak penuh untuk mengontrol tubuhnya. Mereka tidak seharusnya terpengaruh oleh tekanan standar sosial, budaya, maupun norma patriarki.
Ia kemudian membagikan beberapa kiat untuk memperkuat kesetaraan gender, di antaranya literasi digital, jaringan solidaritas, kampanye publik dan media sosial, serta pendidikan dan advokasi.
Webinar kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab antara partisipan dan narasumber. Diskusi berlangsung interaktif, menciptakan dialog yang dinamis serta timbal balik antara penanya dan narasumber. (*)
Penulis Habib Amrullah Editor Ni’matul Faizah