
PWMU.CO – Baru berjalan beberapa saat, hujan turun dengan lebatnya. Peserta “Ngaji Ramadhan” pun berpindah lokasi. Kegiatan yang semula rancangannya dalam bentuk out door (di luar ruangan) pun, akhirnya terpaksa berubah menjadi in door (dalam ruangan). Tampaknya peserta — yang terdiri dari anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pimpinan Ortom tingkat Cabang dan para guru di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Balongpanggang, plus para santri dari MBS “Al-Birru” Balongpanggang — masih antusias untuk melanjutkan.
Semula sore itu tampak cuaca biasa-biasa saja, walau mendung makin menebal. Beberapa peserta pun memperkirakan turun hujan sekitar habis Maghrib. Namun takdir terkata lain, kegiatan yang baru berjalan 20 menit itu pun terpaksa harus ‘bubar’. Peserta harus meninggalkan lapangan yang sudah di gelari terpal sebagai alas duduk. Serentak mereka pun berpindah ke ruangan mushalla yang tidak seberapa luas.
Ngaji Ramadhan bersama ustadz Kiai Muhammad Rois Sudin, MPd, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pun tetap berlanjut. Panggung yang semula sudah tertata apik pun terpaksa harus dipindahkan.
Dalam ceramahnya, ustadz muda kandidat doktor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengajak jamaah untuk senantiasa produktif berpikir dan beramal, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi umat.
“Seorang Muslim harus produktif berpikir dan beramal agar dapat menghasilkan karya nyata,” ujarnya Ustadz Rois, begitu sapaan gaulnya.
Ustadz yang identik dengan kopyah merahnya itu juga mengingatkan, jika mau merealisasikan satu surat Al-Ma’un saja melalui pemikiran produktif dan karya nyata, maka dapat melahirkan ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, serta rumah sakit yang mampu melayani jutaan umat.
“Kyai Dahlan mengajarkan agar mengkaji ayat tidak hanya sebatas hafal dan memahami maknanya, tetapi juga mewujudkannya dalam bentuk nyata. Itulah makna berkemajuan,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, ustadz Rois juga mengenalkan 4M dalam dakwah, yaitu: modal, model modul, dan modis. Dalam dakwah, 4M ini tidak boleh ditinggalkan agar dakwah bisa berjalan sukses.
Dalam penjelasannya 1) seorang da’i harus memiliki modal yang tidak hanya berupa finansial, tetapi juga meliputi pengetahuan agama, keterampilan komunikasi, dan semangat juang yang tinggi; 2) seorang da’i tidak hanya menyampaikan ajaran Islam melalui ceramah, tetapi juga melalui tindakan nyata yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Konsistensi antara ucapan dan perbuatan akan menciptakan kepercayaan di tengah umat; 3) modul yang terstruktur, da’i dapat menyampaikan pesan secara sistematis dan sesuai dengan kebutuhan audiens. Isi modul dapat mencakup materi dakwah, metode penyampaian, serta panduan teknis untuk berbagai situasi; dan 4) Seorang da’i perlu tampil modis, rapi, dan sesuai dengan konteks acara dakwah.
Ngaji Ramadhan pada Sabtu (15/3) itu menjadi rangkaian dari kegiatan“buka bersama” yang penyelenggaranya adalah Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LPPM) Cabang Balongpanggang.
Penulis Notonegoro Editor Azrohal Hasan