PWMU.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, membuka rangkaian festival Malang Tempoe Doeloe (MTD) di Jalan Ijen Malang, Ahad (12/11). Bersama wali kota, Mohammad Anton dan jajaran pemerintah setempat, Mendikbud juga ikut memarut kelapa bersama warga sebagai penanda dimulainya festival.
Menariknya, seluruh pejabat maupun pengunjung dianjurkan memakai pakaian zaman dulu. Mendikbud sendiri mengenakan pakaian seragam kepanduan kebanggaan Muhammadiyah, Hizbul Wathan (HW).
Saat memberikan sambutan, Mendikbud menyebut alasan mengenakan pakaian HW itu. Menurutnya, pada tahun 1947 di daerah Malang ini pernah terjadi pertempuran sengit melawan Belanda. Para pelajar yang saat itu ikut berperang berguguran.
“Itulah sebabnya jalan ini yang dulu bernama Jalan Salak diganti menjadi Jalan Pahlawan TRIP yang merupakan singkatan dari Tentara Republik Indonesia Pelajar,” terang mantan rektor UMM ini.
Di antara para pelajar tersebut, kata Mendikbud, memakai seragam HW seperti yang dikenakannya.
Mendikbud menyerukan agar anak muda diajak lebih giat menengok sejarah melalui festival semacam ini. Tujuannya agar dapat mengambil spirit perjuangan bangsa dan membangun karakter kebangsaan melalui napak tilas sejarah.
“Kota Pahlawan bukan hanya di Surabaya. Malang juga banyak menyimpan sejarah kepahlawanan. Pelajar-pelajar kita harus tahu hal ini,” lanjut Mendikbud dengan menyebut nama Hamid Rusdi sebagai salah satu pahlawan dari Malang.
Ke depan, Mendikbud berharap MTD terus diadakan secara rutin setiap tahun dan pihaknya akan memasukkannya sebagai agenda kebudayaan nasional di Kemdikbud.
“Saya berharap anak muda diajak napak tilas sejarah kerajaan pertama di Malang yakni Gajayana dan candi tertua yakni candi Badut. Begitu juga perlu diajak untuk ziarah ke makam pahlawan TRIP,” saran Mendikbud kepada Walikota Malang.
Sementara itu Walikota Malang menyampaikan ucapan terima kasihnya atas perhatian Mendikbud menyempatkan diri hadir di MTD. “Sebagai warga Kota Malang, Bapak Mendikbud tidak akan lupa dengan kampung halamannya,” kata Walikota yang lebih suka disapa Abah Anton itu. (*)