PWMU.CO – Muhammadiyah Magetan berduka. Jumat (17/11/2017) pagi kader terbaiknya, HM Khanan (71), meninggal dunia. Sebelum meninggal sempat menjalani perawatan cuci darah seminggu dua kali.
Wakil Ketua PDM Bidang Kader dan LPCR Hariyadi Suprabawa MPd menuturkan, meninggalnya KH M Khanan merupakan kehilangan besar bagi Muhammadiyah Magetan. ”Perjuangan beliau untuk Muhammadiyah Magetan tak ada yang mengalahkan. Sepanjang hidupnya diwakafkan untuk Muhammadiyah. Baik pikiran waktu, fisik dan hartanya,” kata Hariyadi.
Berita sebelumnya : Kiai Agus Salim yang Bacaan Qurannya Menyentuh Hati Itu Meninggal Pagi Ini
Dia menceritakan, tahun 1970-an di saat kader-kader Muhammadiyah yang PNS dibatasi sehingga tidak bisa menjadi ketua PDM Magetan, terpaksa Khanan beberapa periode didaulat untuk memimpinnya.
”Kehadiran beliau dalam turba ke cabang dan ranting teramat besar dirasakan sehingga menghidupkan daerah pinggiran,” papar Hariyadi lagi.
Masalah keuangan, sambung dia, juga tak terhitung jumlahnya yang dikeluarkan. Masa kesulitan keuangan di PDM dan PCM banyak ditangani KH Khanan. Tidak jarang ketika fasilitas PDM masih minim, dia pula yang menanggung akomodasi tamu-tamu dari PWM maupun PP. ”Kini beliau telah berpulang untuk selamanya. Selamat jalan kader terbaik. Teriring doa semoga Allah memberikan tempat terbaik,” tutur dia dengan berdoa.
Meninggalnya KH M Khanan selain memberikan duka mendalam juga memberikan pencerahan bagi masyarakat. Hal itu dikatakan Ketua PCM Magetan Sudi Utomo yang langsung menangani perawatan jenazah. ”Kali ini betul-betul praktik dakwah perawatan jenazah yang langsung dilihat dan diikuti oleh masyarakat luas. Karena petakziyah datang dari berbagai khalayak,” ujarnya.
Dalam perawatan jenazah H M Khanan, sambung dia, dilakukan dengan cara fikih Muhammadiyah sehingga sangat berbeda dengan umumnya masyarakat. Tidak dijumpai untaian bunga ditaruh di atas jenazah. Tidak ada lampu kecil yang ditaruh di atas kepala jenazah, atau tabur beras sepanjang perjalanan menuju makam. Bahkan usai shalat jenazah juga tidak pakai tahlilan.
Menurut Sudi Utomo, praktik seperti ini secara langsung memberi kemudahan orang-orang yang ingin shalat jenazah yang datang silih berganti. Tak ayal, beberapa petakziyah berkomentar perawatan jenazah ini simple, praktis, tidak ada tetek bengek.
HM Khanan adalah seorang pengusaha. Lahir 10 Februari 1947. Relasinya luas dari kalangan masyarakat sampai pejabat, bahkan dengan non muslim juga akrab dan banyak yang ikut takziyah.
Dia meninggal Jumat pagi pukul 4.30 dan dimakamkan pukul 10. Penyegeraan pemakaman juga menjadi contoh untuk tidak menunda-nunda pemakaman dengan alasan menunggu anggota keluarga dari jauh yang selama ini masih banyak berlaku di masyarakat. (pak ih)