PWMU.CO – Umat Islam saat ini banyak yang masa bodoh dengan kemunkaran. Padahal amar makruf nahi munkar itu adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Demikian disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lamongan Abdul Hamid dalam pengajian Al Ukhuwah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Babat Tengah.
“Merujuk pada hadits Nabi Muhammad Saw: ‘Barang siapa yang melihat kemunkaran hendaklah mengubah dengan tangannya dan bila tak mampu maka mengubah dengan lisannya dan bila tidak mampu maka mengubah dengan hatinya dan demikian itu selemah-lemah iman,’ HR.Muslim,” kata Abdul Hamid membaca salah satu hadits, Rabu (7/2).
Menurutnya, amar makruf itu tidak gampang. Namun tetap harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Dia juga menceritakan, sejak di zaman Nabi Nuh alaihissalam, sudah ada perbuatan menghormati orang shaleh yang berlebih-lebihan. Sehingga tak tampak cacatnya. Kemudian ketika mati dipatungkan dan disembah.
“Ini penghambat dakwah. Masyarakat banyak yang memuja berhala. Kenyataannya, yang berhasil didakwahi Nabi Nuh hanya sedikit sekali. Anak-istri pun tidak mengikuti jejaknya,” tuturnya.
Abdul Hamid menambahkan, istri dan anak Nabi Nuh Alaihissalam tidak termasuk orang yang selamat. Itu merupakan hikmah dan pelajaran bahwa tugas mubaligh hanyalah mengajak kepada kebenaran. “Mau atau tidak, Allah lah yang kuasa memberi petunjuk. Jadi kita hanya menyampaikan dakwah,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, tantangan amar makruf nahi munkar luar biasa. Sebab menghadapi jahiliyah modern. Jika dahulu yang dihadapi homseksual, sekarang bertambah bertambah jadi Lesbian, Gay Biseksual dan Transender (LGBT).
“Zaman Nabi Muhammad yang dibunuh anak laki-laki. Sekarang anak laki-laki dan perempuan sebelum lahir sudah dibunuh. Zaman dahulu undian dengan anak panah. Sekarang macam-macam perjudian ada,” jelasnya. (Hilman Sueb)