PWMU.CO– Ibu yang rusak, tak beriman, jauh dari Allah dan suka berbuat maksiat tidak akan mungkin bisa mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik dan hebat.
Hal itu disampaikan oleh Oki Setiana Dewi dalam Kajian Islami Wanita dalam Pandangan Islam yang diselenggarakan oleh Jamaah Masjid Manarul Ilmi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (JMMIITS) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Universitas Airlangga Surabaya, Ahad (18/2/2018). Acara bertempat di Masjid Manarul Ilmi ITS.
”Sebaliknya seorang ibu yang baik mampu membentuk, mendidik, dan membimbing anak-anaknya menjadi anak yang baik. Ibu yang salihah akan mampu membuat anak-anaknya menjadi saleh dan salihah,” kata Oki menegaskan.
Aktris yang juga pendakwah ini mengungkapkan, kalau kita ingin memiliki akhlak yang baik tentu kita akan mengidolakan dan meneladani akhlak para sahabat wanita Rasulullah saw atau seseorang yang jelas-jelas akhlaknya sangat baik sampai akhir hidupnya khusnul khatimah. ”Bukan mengidolakan artis-artis yang ada di televisi,” tandasnya.
Kemudian ibu tiga anak ini berkisah Hajar, wanita luar biasa penyabar, percaya dengan penjagaan Allah, dan selalu bersyukur. Hajar adalah seorang budak dari Sarah, istri Nabi Ibrahim. Karena tidak punya anak, Sarah meminta suaminya menikahi Hajar yang kemudian melahirkan Ismail.
Saat Ismail masih kecil, Allah memerintahkan Ibrahim agar membawa Hajar dan anaknya pergi jauh hingga ke suatu daerah yang terdapat bekas altar penyembahan yang telantar. Sebuah tempat yang panas, tandus berpasir dikelilingi bukit batu, tidak ada air, dan hanya sedikit perbekalan. Di tempat itulah istri dan anaknya ditinggal.
“Saat bayi Ismail kehausan, Hajar berusaha mencari air di setiap tempat. Ia naik ke bukit Shafa lalu lari ke bukit Marwah karena menyangka ada air. Lari bolak-balik sebanyak tujuh kali namun hasilnya nihil demi anaknya,” tambahnya.
Dengan susah payah seperti inilah, Ismail dididik dan dibesarkan oleh ibunya, sehingga Ismail tumbuh menjadi pemuda yang taat dan sangat percaya kepada Allah. Sifat ketakwaan Nabi Ismail itu teruji saat bapaknya mengatakan kepadanya telah bermimpi agar mengorbankan anaknya.
Nabi Ismail menjawab, jika mimpi itu benar dari Allah maka dipersilakan bapaknya mengorbankan dirinya. Dia pasrah dan tunduk kepada bapaknya yang seorang Nabi.
”Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Hajar adalah seorang ibu yang baik akan melahirkan anak yang baik. Seorang ibu akan melakukan apapun demi anaknya. Itulah tanda cinta ibu kepada anaknya. Jadilah wanita yang taat pada Allah, suami dan jagalah kesucian diri. Ketika mendapat ujian dari Allah berkacalah pada Hajar,” tutupnya. (Riska Oktaviana)