PWMU.CO-Suara sirine bergema di seputar Jl. KH Ahmad Dahlan 107 Kota Yogyakarta saat Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir meresmikan Grha Suara Muhammadiyah, Ahad (25/2/2018). Gemuruh tepuk tangan hadirin mengiringi peresmian tersebut.
Dalam pidatonya Haedar Nashir menyatakan, pembangunan ini merupakan monumen sejarah perkembangan Suara Muhammadiyah (SM). Dia mengisahkan, dirinya menjadi pelaku sejarah mutakhir majalah ini saat menjadi penulis opini pinggiran di tahun 1984 waktu masih mahasiswa.
“Bayangkan, saya sempat mengalami ketika tulisan saya dicoret dengan tinta merah dan dibanting ke lantai waktu itu oleh redaksi,” ungkapnya.
Hadir dalam acara ini Menteri Kominfo Rudiantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr Muhadjir Effendy MAP, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah, Ketua PP Muhammadiyah bidang MPI Prof Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammmadiyah Prof Syafiq Mughni, dr Agus Taufiqurrahman, Dr Busyro Muqoddas, Agung Danarto, Prof Dr Syafii Maarif serta Kapolda DIY. Tampak pula hadir Rosyad Shaleh dan Muchlas Abror serta Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi. Bahkan hadir pula perwakilan dari Walubi DI Yogyakarta.
Deni Asy’ari Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media yang membawahi SM menjelaskan, pembangunan Grha Suara Muhammadiyah selesai dalam waktu setahun. ”Majalah juga mendapat penghargaan dari PWI sebagai media dakwah tertua dan yang terus berkesinambungan,” katanya.
“Ini bukan hasil kerja hari ini, ini adalah hasil dari tokoh-tokoh Muhammadiyah dan punggawa-punggawa Suara Muhammadiyah dari sejak berdiri,” ujar Deni.
Prof Dr Syafii Maarif sebagai pemimpin umum majalah ini menyampaikan, sebagai majalah tua yang terbit pertama kali tahun 1915 ditemukan dokumen mengenai SM di negeri Belanda. Dia berdoa semoga majalah ini menjadi berkah dan menjadi dorongan untuk maju.
Dalam acara ini juga diberikan penghargaan pada Mbah Diman Ridwan pegawai terlama SM sejak tahun 1968. Dia mendapat dana pengabdian yang disampaikan oleh Buya Syafii. Juga ada bantuan dana pendidikan bagi putri almarhum pimpinan SM Didik Sujarwo SE. Acara itu juga mengenalkan batik Panca Karya sebagai batik nasional Muhammadiyah. (Maghfur)