PWMU.CO – Warga Gresik, terutama para senimannya, yang ingin cangkrukan dan membahas masalah seni dan budaya, tak lagi resah. Pasalnya, kini telah lahir Gresiknesia yang didirikan oleh Komunitas Gresik Movie.
Komunitas film pertama di Gresik itu terinspirasi membuat sebuah wadah atau ruang yang bisa menjadi tujuan untuk orang datang, berkumpul, berkreasi, dan berekspresi.
Gresiknesia, itulah sebuah wujud dari imajinasi “kota” yang lahir pada Jumat (16/2/18). Bertempat di sebuah bangunan berlantai dua, di Jalan Simpang Terminal No 10 Gresik Kota Baru (GKB), Gresiknesia akan menjadi sebagai wahana ekspresi. Tempat menyalurkan gagasan, perasaan, meluapkan kreasi dan segala bentuk karya yang bisa dinikmati bersama.
Irfan Akbar Prawiro, salah satu pendiri Gresiknesia, menjelaskan, Gresiknesia diperuntukkan untuk siapa pun, tidak hanya untuk Gresik Movie saja. “Melihat kota ini banyak pemuda yang aktif, Gresiknesia ini bisa menjadi sarana untuk berdiskusi, membentuk wacana dan berpikir kritis,” terangnya saat dihubungi PWMU.CO, Sabtu (24/3/18)
Irfan—panggilannya—mengatakan, Gresiknesia ini bisa menjadi wadah ekspresi bagi pecinta seni, khususnya anak muda yang ada di Kota Gresik. “Di sini sebagai titik kumpul seni budaya, melahirkan wacana-wacana kota dan melahirkan orang-orang yang berkualitas,” ungkap pemuda lulusan SMA Muhammadiyah 1 Gresik, yang juga anggota Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik ini.
Pendiri Gresiknesia lainnya, Dewi Musdalifah, mengatakan, adanya Gresiknesia merupakan tindakan nyata dari anggota yang tergabung di komunitas Gresik Movie untuk menciptakan iklim seni dan budaya.
“Ini akan mendekatkan masyarakat pada wacana seni dan budaya, hingga tidak terkesan seni itu ekslusif,” urai Ketua Majelis Informasi dan Pustaka PDM Gresik ini.
Menurutnya, dari sini diharapkan bisa lahir banyak anak-anak muda yang mandiri dan berkualitas.
Sebagai wahana ekspresi dan juga kedai kopi, sudah lebih dari sepuluh kali diadakan kegiatan di tempat itu. Di antaranya satunya diskusi Masmundari, Representasi Perempuan Gresik dalam Goresan Lukisan Damar Kurung dan Membincang Lenon Machali.
Ketua LSBO PDM Gresik, Sri Wahyuni mengatakan, Gresiknesia adalah sebuah tempat yang dirindukan dan diharapkan seniman Gresik. “Sebuah tempat diskusi, bedah buku, karya sastra dan pentas seni lainnya,” ucapnya.
Uyun—sapaannya—menambahkan, banyak seniman yang men-support karena ini adalah langkah yang berisiko, misalnya dengan satu pertanyaan, “Dapatkah melanjutkan kontraknya bulan depan?”
“Semoga Gresiknesia menjadi tempat untuk mengasah kepekaan dan ketajaman siapapun yang berminat untuk belajar,” ungkapnya.
Komentar yang serupa datang dari Triwulandari Heppyani, Ketua Lembaga Kebudayaan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Gresik. Dia mengatakan, para seniman butuh adanya tempat yang tidak sekadar kumpul-kumpul tapi sebuah galeri seni.
“Dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan, agar tempat yang ada sekarang ini tidak kontrak per triwulan, ” ujarnya.
Heppy—sapaannya–berharap, semoga ada kemudahan dari Allah SWT bagi para seniman untuk mencari dana dan sponsor. “Tanpa dukungan dari kita semua, perkembangan seni, khususnya di kabupaten Gresik tidak bisa berkembang secara maksimal,” ucapnya. (Anik)