PWMU.CO – Suasana haru menyelimuti hati jamaah shalat Jumat Masjid Al Jihad Situbondo pada siang itu, Jum’at (6/4). Keharuan terjadi saat mereka menyaksikan Bendelina Angata, siswi salah satu sekolah perikanan di Kupang, Nusa Tenggara Timur membaca dua kalimat syahadat. Resmi menjadi seorang muallaf.
Ikrar syahadat Lina itu dilakukan persis usai shalat Jum’at di masjid yang berlokasi di Jl. Basuki Rahmat 221, dipandu langsung oleh Syaiful Ari SPdI. Dengan sedikit terbata-bata, wanita kelahiran Kupang, 20 Mei 2000 ini membaca syahadat sampai selesai dan disaksikan langsung ratusan jamaah shalat Jum’at.
Ditemui PWMU.CO usai berikrar syahadat, Lina mengaku ingin memeluk agama Islam sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). “Saya ingin sekali memeluk Islam sejak SMP dan menutup aurat. Tapi di kampung saya tidak memungkinkan. Karena di sana mayoritas non-Muslim,” ungkapnya dengan logat khas NTT.
Keinginannya masuk Islam semakin kuat saat siswi kelas XI ini melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Tepatnya di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Kabupaten Situbondo. Apalagi saat dirinya dipertemukan dengan Komsatun, pembimbing Lina saat tugas praktik. Sosok yang biasa dipanggilnya dengan ummi, sapaan khas untuk perempuan yang dianggap sebagai Ibu.
“Saya senang sekali bisa PKL di daerah ini dan bertemu dengan ummi Komsatun. Beliaulah yang membuat saya semakin bertekad untuk cepat-cepat masuk Islam,” terangnya dengan nada haru.
Wanita hitam manis ini juga menambahkan bahwa hatinya lebih damai usai membaca syahadat. Dan, tentu saja siap menerima semua resiko saat masuk Islam. Termasuk termasuk ancaman “pengasingan” yang dilontarkan oleh orangtuanya lewat telephon usai berkabar tentang keberislamannya.
“Alhamdulillah, hati saya lebih damai daripada sebelumnya. Dan Insya Allah saya siap dengan semua resikonya saat saya memeluk agama Islam,” imbuhnya dengan mata berkaca-kaca. Ahlan wa sahlan, Lina. (robi)