PWMU.CO-PCM Pare Kediri mengelar Kajian Ahad Pagi Fajar Sholihin menghadirkan KH Ali Mansur dari Kertosono. Acara bertempat di halaman Masjid Sholihin dihadiri oleh 200 jamaah, Ahad (15/4/2018).
Topik kajian refleksi peristiwa Israk Mikraj Rasulullah Muhammad saw. Ceramah disampaikan secara runtut dan gamblang oleh pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Ilmiyah ini membuat jamaah terdiam untuk mendengarkan dengan seksama.
Baca Juga: Kedatangan Orang Pusat, Jumat Berkah di Masjid Badas Terasa Istimewa
Di awal kajian, KH Ali Mansur menjelaskan tentang berbagai mukjizat yang dikaruniakan Allah kepada rasul disesuaikan dengan kondisi umat pada zamannya. ”Sebagai contoh pada masa Nabi Musa, umatnya sangat mengagumi ilmu sihir, maka mukjizat Nabi Musa juga menyerupai sihir yaitu tongkat berubah menjadi ular,” katanya.
Kemudian pada masa Nabi Isa, di kalangan umatnya sedang berkembang pesat ilmu kedokteran sehingga salah satu mukjizat Nabi Isa adalah bisa menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan kembali orang yang sudah mati.
”Sedangkan pada masa Nabi Muhammad saw sedang berkembang ilmu kedirgantaraan maka mukjizat yang diberikan Allah adalah memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah hingga ke Masjidil Aqsha di Palestina dengan jarak tempuh sekitar 1.500 km hanya dalam waktu tidak sampai satu malam,” katanya.
Dilanjutkan, sambungnya, perjalanan naik menuju Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi di langit, bahkan di atas langit ke tujuh. ”Dalam peristiwa Israk Mikraj inilah Nabi Muhammad mendapat perintah untuk shalat lima waktu,” tandasnya.
Lantas KH Ali Mansur mengajak jamaah untuk melakukan introspeksi. ”Apakah shalat yang sudah kita jalankan selama puluhan tahun ini diterima oleh Allah swt?” Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dia menjabarkan tanda-tanda orang yang shalatnya diterima oleh Allah.
Tanda itu adalah orang yang shalatnya khusuk, lalu implementasinya adalah tidak memiliki sifat sombong kepada sesama makhluk, muncul sifat kasih sayang yang diwujudkan dengan suka menolong sesama, dan tidak melalukan kemaksiatan. ”Kalau mau shalatnya diterima oleh Allah, jauhi STMJ, Shalat Terus tapi Maksiat Jalan,” tegasnya.
Sebelum kajian diakhiri, Wakil PCM Pare Muchsin menyampaikan informasi, Klinik Muhammadiyah Siti Fatimah Pare per 1 April 2018 sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sebagai FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama).
”Kami mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah yang belum memiliki kartu BPJS, supaya segera mendaftar. Untuk pendaftaran dan pembayaran iuran BPJS tiap bulan juga dapat dilakukan di Klinik Muhammadiyah Siti Fatimah Pare,” katanya. (Erin)