PWMU.CO – Geliat intelektualisme di kalangan kader muda Muhammadiyah semakin kentara. Buku dengan judul “Mencari Makna Hidup”, karya aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Surabaya, Achmad Hidayatullah, dikupas tuntas di Ruang Rapat Gedung G Lantai 2 UMSurabaya, Rabu (4/5).
Tak tanggung-tanggung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UMSurabaya sebagai penyelenggara, menghadirkan langsung penulis buku sebagai nara sumber, dengan pembanding dua panelis sekaligus, yakni Dr Wiwi Wikanta selaku Kaprodi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah (UM)Surabaya dan Ketua DPD IMM Jawa Timur, Najih Prasetyo.
(Baca juga: Perkuat Tradisi Keilmuan dengan Bedah Buku)
Dayat sapaan akrab penulis menjelaskan penulisan buku ini, berangkat dari refleksi atas realitas modernisme yang paradoks. Yakni tentang penentuan standar mutu yang didasarkan atas skor dan angka-angka. Prestasi mahasiswa ditentukan berdasarkan nilai Indeks Prestasi Komuatif (IPK) tinggi. Padahal, semua itu bukan hal utama menentukan nilai sebuah kebaikan.
Lebih lanjut Dayat menyoroti perbedaan antara pendidik dan petugas pendidik. “Pendidik adalah mereka yang benar-benar mengabdi untuk kecerdasan bangsa. Tapi petugas pendidik hanya menyampaikan materi bahasan saja, tanpa berfikir makna di baliknya. Sehingga paradigmanya, siswa sebagai pusat diskusi dan akhirnya pendidik hanya tidur saja,” paparnya.
(Baca juga: Diskusi untuk Perkuat Jejaring)
Sementara Wiwi selaku pembanding mengatakan buku pertama Dayat ini memiliki nilai filosofis di dalamnya. Selain itu penyajiannya dikemas dengan bahasa yang ringan, sehingga menarik untuk dibaca. Namun kritikan pun dilontarkan Wiwi, yang mengatakan penulis belum bisa membedakan antara mimpi dan bertindak. ”Dalam bab mulailah dari hal yang besar ada sedikit koreksi,” kritiknya.
Dalam kesempatan yang sama Najih mengatakan karya Dayat sama menariknya seperti karya Wakil Ketua PWM Jawa Timur Nurcholis Huda. Bahkan Najih menilai karya Dayat, memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. (dede/aan)