PWMU.CO – Pada diri Rasul itu sudah ada suri tauladan yang baik bagi kita, Rasul itu mencontohkan pada umatnya bagaimana cara hidup sehat. Rasul itu kalau makan, makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Sehingga beliau itu selalu sehat. Demikian disampaika oleh Humaidi Amd Kep dalam tausiyah subuh di Masjid Al-Mukminun Jl Bulak Banteng Wetan XIV/3 Kenjeran Surabaya, (1/6).
“Bapak, Ibu,” kata Humaidi, sekarang kita sudah menjalankan puasa selama 16 hari. Apakah setelah 16 hari ini kita merasakan ada yang beda? tanyanya pada jamaah. Apakah fisik lebih enak, lebih sehat, lebih enteng. Jasmani rohani lebih tenang atau justru lebih sakit semua, lebing ngantuk dan gak enak. “Kira-Kira mana yang lebih dominan? InsyaAllah kita lebih sehat dan lebih segar,” katanya yang diamini jamaah.
Nabi kita ini sudah memberi contoh dan perlu dicontoh sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah dalam surat alahzab ayat 21, sambil membacanya sampai selesai, bahwa “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” ucapnya.
Menurutnya, dalam hidup ini umat islam harus disiplin. “Disiplin dalam bakerja, disiplin ketika berada di jalan, disiplin ketika ibadah mahdlah dan disiplin ketika kita makan. Kalau kita kepingin hidup sehat maka pola hidup ini harus mencotoh Nabi.” katanya.
“Kita hidup sangat jauh dari zaman Nabi, hidup kita sudah dipengaruhi oleh tekhnologi yang semakin canggih, apa yang kita makan sudah serba instan, banyak mengandung bahan pengawet, pestisida dan bahan dari plastik yang dicampur keberas. Sehingga semuanya itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan hidup kita.”
Masih kata Humaidi, sel-sel dalam tubuh kita setiap hari mengalami kerusakan, mengalami kematian sel, sehingga kita mengalami keriput, mengalami degeneratif. Maka kemudian sekuat apapun manusia, sesehat apapun manusia, pada saatnya akan mengalami yang namanya sakit dan bahkan meninggal.
Maka dari itu, tambah Humaidi, umat Islam harus mencontoh Nabi dalam makan dan minum. Yaitu makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. “Tetapi kita ini susah mempraktikkan. Ketika kita sudah selesai makan, kemudian diundang sama teman atau orang lain, rasanya eman kalau tidak kita makan. Padahal kita sudah kenyang,” katanya sambil menyatakan hal ini membuat lambung bekerja ekstra untuk mencerna makanan itu.
Di ahir tausiyah, Humaidi menyampaikan, pausa yang dijalankan umat Islam terdapat hikmah kesehatan. Yaitu memberi jeda kepada lambung dalam bakerja mencerna makanan yang ada di perut.
“Maka ketika kita berbuka puasa disunnahkan makanan yang mengandung antioksidan untuk membentengi tubuh kita dari serangan sel kanker atau penyakit,” katanya sambil menyatakan zat ini biasanya terdapat dalam kurma. Setelah itu, baru melaksanakan shalat Maghrib berjamaah. “Baru setelah shalat, makan besar. Tetapi tetap berhenti sebelum kenyang.” (habibie)