PWMU.CO – Mengawali hari raya Idhul Fitri, ada tiga hal yang hendaknya dijaga umat Islam selama 11 bulan ke depan hingga bertemu Ramadan kembali. Hal ini disampaikan khatib dan imam shalat Idul Fitri Afifun Nidlom di halaman Masjid At Taqwa Perumahan Pongangan Indah, Manyar, Gresik, Jumat (15/6/2018).
“Pertama, jaga keistiqamahan beribadah. Sesungguhnya Allah akan membentangkan tangan-Nya pada malam hari. Karena itulah, shalat malam itu lebih baik dari kendaraan mewah,” tuturnya.
Nidlom, panggilan akrabnya, menanyakan setelah sebulan penuh melakukan shalat malam dengan rutin, apakah tadi malam masih melakukannya?
“Shalat malam itu punya banyak nama generik. Jika dilaksanakan di bulan Ramadan, disebut shalat Tarawih. Jika dilakukan setelah shalat Isya, disebut shalat lail. Jika dilakukan setelah tidur, disebut shalat Tahajud. Jika dilakukan dalam rakaat ganjil, disebut shalat Witir. Dan jika dilakukan dua rakaat dengan hanya membaca Al Fatihah di setiap rakaatnya, disebut shalat Iftitah. Maka dari itu, pilih dan lakukanlah setiap malam. Jangan sampai kehilangan kendaraan mewah,” ujarnya.
“Bapak-bapak, kalau ada undian Alphard yang diundi mulai habis Isya sampai Subuh, mau nungguin nggak? Semangat mana nungguin undian apa nungguin shalat malam?” tanya Nidlom disambut riuh tawa jamaah.
“Kalau saya sih pilih dua-duanya. Nungguin undian Alphard sambil shalat malam,” jawabnya mengundang tawa jamaah.
Menurutnya, hal kedua yang harus dijaga adalah keluarga. “Tempat kerja atau perusahaan dimanapun sudah mengistimewakan Ramadan, salah satunya dengan memperpendek jam kerja. Yang awalnya masuk jam delapan, jadi setengah sembilan. Yang awalnya pulang jam empat sore, jadi jam setengah empat. Itu semua agar karyawannya bisa berbuka puasa bersama keluarga,” ungkap Nidlom.
Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini menegaskan jangan sampai diri kita tidak nyaman dengan keluarga sendiri.
“Karena itulah setelah shalat Idul Fitri, ada yang namanya unjung-unjung, alias silaturrahim atau berkunjung. Semua anak, cucu, menantu, kumpul jadi satu. Ingatlah, tidak akan turun rahmat Allah yang pada kaum itu ada pemutus silaturrahim,” tegasnya.
Hal ketiga yang harus dijaga menurut Nidlom adalah fungsi zakat fitrah. “Menjaga fungsi zakat fitri sebagai penyuci orang yang berpuasa dari kalimat yang sia-sia dan perbuatan yang keji adalah penting. Dengan demikian, hati kita yang bersih dan siap menapaki hari-hari berikutnya dengan iman dan takwa yang lebih bagus dari sebelumnya akan mudah terwujud,” pungkasnya. (ria eka lestari)