PWMU.CO-Tiap warga Muhamamdiyah punya kesempatan menciptakan sejarah sendiri dengan posisi masing-masing. Komitmen ini harus dimiliki tiap individu untuk memajukan persyarikatan ini. Mewariskan karya untuk generasi berikutnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Nadjib Hamid MSi menyampaikan hal itu saat ceramah halal bihalal Keluarga Besar Karyawan RS PKU Muhammadiyah Surabaya dan Klinik Utama Rawat Inap Bersalin (KURIB) Sitti Aisyah Pacar Keling Surabaya di G-Inspire Universitas Muhammadiyah Surabaya, Kamis (28/6/2018).
Nadjib Hamid menyampaikan, Muhammadiyah Jawa Timur terus berkembang, di daerah-daerah terus berdiri cabang dan ranting. “Tidak terasa Muhammadiyah ini telah memberikan kesejahteraan bagi kehidupan ribuan orang yang terlibat dalam pengembangan amal usaha. Kita patut bersyukur apa yang seabad lalu dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan seorang diri dibantu murid-muridnya, seabad kemudian kita merasakan hasilnya seperti sekarang ini termasuk RS PKU Muhammadiyah dan KURIB Sitti Aisyah Surabaya,” papar Nadjib.
Menurutnya, bagian dari rasa syukur itu seluruh karyawan harus memiliki komitmen bersama untuk memajukan amal usaha di bidang kesehatan ini. Dengan cara itulah kita terus berkembang. “Kadang kita tidak menyadari, ketika masing-masing individu tidak memiliki komitmen yang sama itu sama halnya dengan kita membunuh diri sendiri,” tandas calon anggota DPD dari Jatim ini.
“Karyawan yang hadir ini berapa jumlahnya?” tanya Nadjib Hamid. “150 orang,” jawab hadirin. Nadjib Hamid melanjutkan, kalau karyawan yang hadir 150 orang mempunyai empat anggota keluarga maka sudah ada 600 orang. ”Pertanyaannya adalah apa yang kita lakukan untuk kita wariskan kepada generasi kita seabad kemudian?” tanyanya.
Dalam berbagai kesempatan, sambung dia, sering menyatakan, menjadi pemimpin, menjadi karyawan, menjadi dosen, atau apapun posisi kita, itu adalah kesempatan untuk menciptakan sejarah. Karena tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama. ”Maka marilah kita menciptakan sejarah ini dengan posisi masing-masing. Ayo kita menciptakan sejarah,” ajaknya.
“Apa yang dilakukan oleh Dokter Suko di Unmuh Surabaya adalah menciptakan, mengukir sejarah. Dulu orang Surabaya tidak membayangkan kampus Unmuh itu punya gedung 13 lantai. Itu sesuatu yang mustahil. Tetapi beliau bisa. Itu adalah sejarah yang luar biasa. Maka apabila memiliki mimpi membalik angka 13 menjadi 31 itu adalah contoh sejarah yang akan dibangun,” kata dia menegaskan.
Maka, sambung Nadjib lagi, pertanyaan untuk kita semua, apa yang akan dibangun oleh kawan-kawan di RS PKU Muhammadiyah dan Klinik Utama Rawat Inap Bersalin Sitti Aisyah Pacar Keling Surabaya dalam konteks menciptakan sejarah itu?
”Kalau tidak, maka kita akan dilibas oleh zaman. Apa yang akan kita catatkan, apa yang akan kita uraikan selama berada di dua lembaga kesehatan ini? Ini adalah tantangan untuk kita semua agar ke depan kita lebih maju dari sekarang,” ucapnya. (Habibie)