PWMU.CO – Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) di kompleks Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur berakhir husnul khatimah. Muktamar berhasil menyelesaikan seluruh agendanya, tanpa ada kericuhan ataupun kegaduhan yang berarti. Kondisi ini patut disyukuri karena muktamar IMM tidak menyisakan kericuhan maupun kegaduhan.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) DR Fauzan saat memberikan tausiyah dan arahan di akhir agenda Muktamar IMM XVIII di Aula GKB 3 Fakultas Teknik (FT) UMM, Ahad malam, (5/8/2018). “Alhamdulillah, Muktamar berakhir husnul khatimah, tidak terjadi apa-apa, aman, damai terkendali,” kata Fauzan memberi apresiasi.
“Tidak berakhir su’ul khatimah yang diakhiri dengan kericuhan dan kegaduhan, tidak aman dan tidak damai, tidak selesai, atau bahkan menyisakan PR Muktamar,” lanjut pria yang barus saja menyabet gelar doctor itu.
Dalam tausiyahnya, Fauzan menyebut bahwa muktamar harus dilakukan berdasarkan empati, bukan antipasti. “Muktamar IMM dilaksanakan harus berdasar empati bukan antipati, dalam rangka menjaga kenyamanan dan keamanan, serta kelancaran dalam ber-muktamar,” tuturnya kepada seluruh Muktamirin di akhir agenda.
Menurut Fauzan, dalam Muktamar IMM pasti ada perbedaan, perselisihan, ketegangan, bahkan intimidasi baik yang intimidasi moral dan tindakan. “Jika Muktamar IMM sudah terlalu banyak diwarnai intimidasi, maka yang akan muncul, ya antipati,” ujarnya dengan mengingatkan kader IMM se-Indonesia.
“Muktamar adalah kerja-kerja organisasi bukan kerja privasi dan pribadi yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya saja, tanpa memikirkan masa depan organisasi,” lanjutnya sambil tersenyum mengajak kembali damai dan bersama dengan kekompakan setelah suasana ketegangan selama Muktamar berlangsung.
Fauzan menyampaikan dalam teori berorganisasi itu ada dua, yaitu konsolidasi dan ekspansi. Konsolidasi meliputi kerja-kerja konsolidasi struktural, konsolidasi SDM, konsolidasi program, dan lain sebagainya. “Dan selanjutnya harus segera untuk beraktualisa si dan diaplikasikan dengan baik dan sesuai target,” tambahnya. Ekspansi mengharuskan organisasi memikirkan dan mampu menggerakkan hingga di luar organisasi.
Dalam kesempatan itu, Fauzan juga menyampaikan bahwa UMM telah berusaha mengerahkan kemampuan dan daya upaya untuk memfasilitasi dan melayani para peserta Muktamar IMM. “Fasilitas dan pelayanan ini sudah mirip dengan kegiatan Muhamadiyah dan Aisyiyah,” jelas Rektor yang setia mendampingi dan menemani kegiatan Muktamar IMM ini hingga akhir.
Meski telah menyiapkan secara maksimal, tambah Fauzan, tentu saja saja masih banyak kekurangan sana-sini terkait penyelenggaraan acara ini. “Termasuk tempat tidurnya bukan di hotel, tapi di ruang kelas. Karena kalau di hotel, nilai perjuangannya sangat rendah karena tempaannya kurang keras,” terangnya yang disambut tawa dan tepuk tangan meriah peserta. (izzudin)