PWMU.CO – Electronic voting atau popular dengan e-voting menjadi metode yang dipilih dalam Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Digunakan seja dalam Muktamar XVII, metode ini kembali digunakan untuk memilih 13 formatur dari 43 calon yang lolos tahap verifikasi berkas bakal calon.
Menurut Kabid Organisasi DPP IMM 2016-2018 yang juga Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) Muktamar XVIII Qahfi Siregar, e-voting dalam tahap pemilihan menjadikan semuanya lebih muda dan tidak lagi ribet. “Karena telah terbantu dengan memverifikasi peserta berdasarkan data peserta yang masuk secara digital, dan proses rekapitulasi suara pun mudah dan cepat,” jelasnya saat ditemui PMU.CO di sela-sela pemilihan formatur Ahad (5/8/2018).
Tahap pemilihan formatur yang dimulai pukul 14.00 wib. Para peserta yang terverifikasi mempunyai hak pilih memadati aula untuk menerima penjelasan tentang tatacara e-voting dari Panlih dan tim teknis. Tercatat ada 774 pemilih yang mempunyai hak suara, yang masing-masing mewakili DPD IMM tingkat Provinsi, PC IMM tingkat Kota/Kabupaten, dan unsur DPP IMM.
Setelah mendapatkan penjelasan teknis cara memilih, mereka menunggu panggilan Panlih untuk menunaikan hak pilihnya. Oleh panitia, mereka diarahkan masuk ke ruang pemilihan yang berisi 15 monitor e-voting. Proses pemilihan e-voting ini selesai hingga 19.10 WIB. “Alhamdulillah pemilihan formatur yang menggunakan sistem e-voting ini berjalan dengan baik dan lancar, tidak ada kendala sama sekali,” kata Qahfi.
“Dengan menggunakan e-voting ini sangat membantu kerja-kerja Panlih. Karena kita dimudahkan dalam verifikasi peserta dengan hanya menunjukkan barcode sesuai data yang sebelumnya telah dilakukan. Sehingga kesesuaian data sudah teratasi dengan lebih cepat,” tambah Qahfi.
Ketua tim e-voting Muhamad Agiel, mengatakan proses e-voting ini relatif lancar tertib dan terkendali. “Kendalanya hanya saat memasukkan data nomor peserta.Ada beberapa yang angka-angkanya sering gak cocok,” ucapnya kader IMM Aufklarung Teknik Informatika UMM angkatan 2013 yang akan wisuda di akhir semester ini.
Agiel menjelaskan ada tahapan pemilihan yaitu memasukkan data peserta dari panitia, dan data calon formatur dari Panlih. “Kalau cocok dengan data, maka lanjut memilih. Kalau gak cocok, gak boleh milih,” katanya tentang sedikit alur flowchart proses e-voting tersebut.
“Jumlah pemilih dibuat diagram lingkaran progres pemilih. Yang warna hijau adalah pemilih yang sudah menggunakan hak suaranya. Sedangkan yang warna merah belum atau tidak menggunakan hak suaranya,” jelas Agiel. “Kami dan tim yang menangani e-voting dari awal hingga akhir berjumlah 11 orang.”
Ketidakribetan menyalurkan hak suara melalui e-voting juga dikemukakan oleh Ketua DPD IMM Jatim Abdul Musawir Yahya. Usai mencoblos, dia merasakan banyak kemudahan dan membantu, secara cepat, menghindari kecurangan, kesesuaian data yang akurat.
“Saya sudah dua kali mengikuti Muktamar IMM, dulu di Jakarta dan sekarang di Malang Jawa Timur, dan dua-duanya sudah menggunakan e-voting,” kata Musawir tentang perkembangan e-voting dalam Muktamar IMM. “Dan alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti. Hanya harus disiapkan saat didalam tempat pemilihan, karena yang dipilih sebanyak 13 calon formatur.”.
Setelah selesai tahapan proses pemilihan, kemudian semua dipersilahkan masuk untuk bersama-sama menyaksikan hasil penghitungan suara yang telah dilakukan oleh Panlih. Hasilnya di urutan 13 teratas adalah Najih Prastiyo yang memperoleh 504 suara, disusul Ricky Septiandi (487), Abdullah S. Toda (478), Frisca Wulandari (464), Abdul Musawir Yahya (456), dan Fazlur Rahman (453).
Kemudian Muhammad Roby Rodliyya Karman (441), Irwan Boinauw (433), Imam Alfian Kadir (429), Riyan Betra Delza (408), Muhammad Syamsul R Manaf (390), Muhammad Sahrul (284), dan Yedi Mulya Permana dan Rimbo Bugis (271). (izzudin)