PWMU.CO – Selama ini Serat Centhini banyak dinilai sarat dengan seksualitas. Namun, jika dicermati secara seksama dengan analisa mendalam, ternyata ia banyak terkait dengan berbagai aspek. Salah satunya adalah spiritualitas. Seksualitas yang diangkat dalam Serat Centhini ternyata merupakan bagian dari pendakian spiritual.
Setidaknya demikian salah satu temuan Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Joko Susilo MSi saat mempertahankan disertasinya di Universitas Padjadjaran, Selasa (14/8). Mengangkat salah satu karya kontroversial yang ada di bumi Nusantara itu, Joko sukses meraih gelar doktor dengan nilai sangat memuaskan pada ujian terbuka dalam sidang promosi doktor di Jatinangor Bandung.
Disertasi dengan judul “Seksualitas vis a vis Spiritualitas dalam Pesan Kontras Pornografi dan Religiusitas Karya Sastra (Semiotika Komunikasi Serat Centhini)” membuat para penguji tersenyum. Dalam disertasi ini, disebutkan bahwa seksualitas itu ternyata merupakan bagian pendakian spiritual.
“Sehingga menafikan opini publik Jawa selama ini yang hampir selalu mengaitkan seksualitas dengan erotisme dan pornografi jika membaca Serat Centhini selama ini,” jelas Joko di hadapan tim penguji yang terdiri dari Prof Deddy Mulyana MA PhD selaku ketua promotor, dengan tim penguji Prof Haryo S Martodirdjo, Prof Mahfuz Arifin, dan DR Herlina Agustin MT. Sementara Prof Dadang Suganda MHum dan DR Siti Karlina selaku opponen ahli.
Dalam sidang yang dipimpin DR Atwar Bajari, Joko panggilan karibnya, menyampaikan inti dari desertasinya terkait esensi komunikasi pada karya sastra Serat Centhini. ”Dalam karya serat Centhini itu hubungan seksualitas itu tidak hanya sekedar pemenuhan hasrat semata, tetapi bisa menghadirkan nilai ketuhanan,” jelasnya.
Menurut Joko, nilai seksualitas dan spiritualitas itu sangat berkaitan. “Dalam penyampaian pesan harus dipahami bahwa dalam kondisi yang heterogen itu tidak bisa hanya memvonis salah, benar, atau sesat,” jelas suami Aminah Asminingtyas tersebut.
Lebih lanjut, dosen senior ilmu komunikasi UMM itu menyampaikan sisi spiritualitas Jawa tergambar dari tiga dimensi. Yaitu tasawuf, syariat, dan taubat sebagaimana pengembaraan spritual yang berdimensi seksualitas pada konteks semiotik komunikasi kekinian.
“Fakta dalam Serat Centhini menggambarkan betapa segala sesuatu dalam kehidupan ini, termasuk seks, adalah gambaran nyata proses pematangan kehidupan,” ujar Joko.
Jawaban-jawaban Joko telah berhasil membuat para pengujinya mengakui bahwa desertasinya merupakan sesuatu yang baru bagi dunia keilmuan. Terutama dalam mengangkat karya sastra.
Ujian tersebut dihadiri Staf khusus Kemendikbud Nasrullah MSi dan asisten staf khusus Presiden bidang agama dan hubungan internasional antar agama DR Pradana Boy ZTF. Juga perwakilan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Ir Hidayat Tri Sutardjo, Wakil Ketua LPCR Jawa Timur Nugraha Hadi Kusuma, Pimpinan UMM Diki Wisnu Usdek MM, serta keluarga besar FISIP dan Prodi Ilmu Komunikasi UMM. (uzlifah)