PWMU.CO – Setelah mendengarkan pengumuman melalui speaker, semua siswa berkumpul di halaman belakang sekolah. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok menurut kelasnya. Setiap kelompok didampingi oleh 2- 3 anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Hizbul Wathan (HW) SMP.
“Tidak boleh ada seorangpun dari kita yang berdiam diri. Semua harus memungut sampah,” kata Aisyah Triana, pengurus IPM kepada kelompok yang menjadi tanggung jawabnya. Selasa, (23/10), semua warga sekolah SMP Muhammadiyah 4 Tanggul (SMP Muhata ) berjalan kaki sambil membawa peralatan kebersihan menuju alun-alun Tanggul untuk membersihkan sampah yang berserakan.
“Secara pribadi, kami sangat menyayangkan keadaan alun-alun yang kotor. Perilaku membuang sampah pada tempatnya masih kurang disadari. Masih sering kita menemukan sampah berserakan di mana-mana,” kata Suwandi Husaini S Kom I, kepala SMP Muhata.
Masih kata Suwandi, alun-alun kota adalah kekayaan warga Tanggul. Maka menjadi kewajiban warga untuk menjaga kebersihannya. Keadaan alun-alun juga menjadi cerminan warga kota. Jika alun-alun bersih pertanda warganya juga suka kebersihan, demikian juga sebaliknya.
Semua siswa dan guru berbaris rapi. Berbekal kantong plastik berwarna hitam semua memunguti sampah. Sebagian menyapu dan mengkumpulkan sampah-sampah kemudian membakarnya di pinggir alun-alun.
“Kotor sekali alun-alun kita Bu,” kata Ahfina Uyun Muntadhiroh, siswi kelas 7A. “Ya itu Nak. Maka kewajiban kita untuk ikut menjaga kebersihannya,” kata Enik Handayani SPd, Guru bahasa Indonesia.
“Waduh, panas Pak,” keluh Hamzah Nur Jaya, siswa kelas 8B sambil mengusap peluh di dahinya. “Jangan menjadi generasi yang suka mengeluh. Toh kita tidak setiap hari membersihkan alun-alun,”kata Khoirul Anwar.
Setelah berlangsung selama 1,5 jam, alun-alun terlihat bersih. Dengan berbaris lagi, warga Muhata kembali ke sekolah. (humaiyah)