PWMU.CO-Semenjak mushala pindah ke belakang sekolah, muncul keluhan beberapa siswa kehilangan sandal, sajadah, atau Alquran. Sebab siswa yang tak punya sandal main ambil punya temannya usai acara di mushala.
SMP Muhammadiyah 4 Tanggul Jember (SMP Muhata) dua bulan ini memiliki mushala yang dibangun di bekas lahan kolam. Jaraknya sekitar 25 meter dari kelas paling ujung. Sebelumnya siswa shalat di kelas masing-masing.
Guru pun mencari solusi untuk mengatasi masalah ghasab ini. Ghasab adalah meminjam barang tanpa izin pemiliknya. Sandal-sandal itu hilang ketika selesai acara di mushala.
”Kalau ghasab dibiarkan,makan kebiasaan buruk dibawa anak-anak kemana pun dan sampai kapanpun,” ujar Ahmad Basthomi SPdI, wali kelas 7B yang lulusan Mualimin Yogyakarta.
Bahaya lebih lanjut, sambung dia, akan terbentuk karakter tidak jujur yang sangat merugikan siswa sendiri atau masyarakat sekitarnya.
Maka Rabu (5/11/2018), Basthomi bersama beberapa guru mengamati perilaku siswa ke mushala saat kegiatan murajaah pada jam pertama. Dibuat aturan semua siswa ke mushala wajib pakai sandal atau sepatu.
Maka semua siswa setelah meletakkan tas di kelas, langsung menuju mushala sambil membawa sajadah dan Alquran mengikuti murajaah dan shalat Duha.
Di mushala, usai baca Alquran dan shalat, guru menjelaskan nilai kejujuran dan perilaku ghasab. ”Agar tidak menjadi kebiasaan dan perilaku buruk harus ada sanksi bagi siswa yang melanggar aturan ini,” ujar Busthomi.
Saat kegiatan selesai, guru menekankan lagi kepada siswa untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran. Keluar mushala pun kini langsung diatur. ”Sekarang keluar, pakailah sandalmu sendiri. Jangan memakai sandal temanmu. Silakan keluar dulu siswa kelas 7 putri!” kata guru.
Para siswi keluar mushala lebih dulu leluasa mencari sandalnya. Tanpa diduga sandal-sandal yang pernah dilaporkan hilang bermunculan di pintu mushala. ”Lo ini sandalku hilang sudah sepekan yang lalu. Ternyata ada di sini,” kata Salsabila, kelas 7B.
”Ini juga sandalku,” kata Rima, kelas 8B, sambil memungut sandal warna kuning. Beberapa siswi lain juga kegirangan menjumpai sandalnya lagi. Para siswi itu melangkah ke kelas dengan sangat bergembira telah menemukan sandalnya yang hilang.
Setelah para siswi selesai, giliran para siswa keluar mushala secara teratur. Mereka juga mengambil sandalnya sendiri. Ternyata ada beberapa siswa tidak segera menuju kelas. Mereka diam di pinggir mushala tanpa sandal maupun sepatu.
Guru pun mendekati mereka. ”Nah, ketahuan sekarang. Kalian ini yang memakai sandal temanmu. Kalau kalian jujur, maka keselamatan yang kamu dapat. Kalau tidak jujur, ada risiko yang harus kamu terima. Jangan diulangi lagi. Sekarang lari keliling lapangan lima belas kali,” kata guru memberikan hukuman.
Siswa ini yang sebelumnya main ambil sandal di mushala kemudian menuju kelasnya. Sandal itu disimpan di lemari kelasnya dan dipakai ketika ke mushala lagi. Hari itu mereka ketahuan belangnya. (Humaiyah)