PWMU.CO-Musyawarah Wilayah (Musywil) 2 Ikatan Karyawan Kesehatan Muhammadiyah (IKKM) Jawa Timur digelar di Auditorium RS Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (22/12/2018). Musywil dilaksanakan untuk membangun sinergi dan loyalitas karyawan terhadap persyarikatan Muhammadiyah.
Musywil dihadiri oleh 47 perwakilan dari 34 pengurus IKKM se Jawa Timur. Di antaranya pengurus Komisariat RS PKU Muhammadiyah Surabaya, RSM Gresik, RSM Tuban dan lainnya. Hadir sebagai pembicara Prof Dr Zainuddin Maliki MSi dan Nadjib Hamid MSi.
Direktur RS Muhammadiyah Lamongan Drs Taufik Yudiantoro AK ACC menyampaikan, semoga karyawan bisa menguat dalam menjalin kebaikan di rumah dan di rumah sakit.
“Ada motto hidup yang harus kita pegang bahwa hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Kalau boleh saya tambahi mari hidup bersama Muhammadiyah. Oleh karenanya dari IKKM ini bisa membentuk standar kehidupan karyawan Muhammadiyah,” katanya.
Mau tidak mau, sambung dia, karyawan akan bekerja dengan tenang kalau ada dukungan dari keluarga dengan penuh. Standar yang baik cukup untuk kebutuhan dan tentunya sesuai dengan level Muhammadiyah,” katanya.
IKKM, ujarnya, harus meningkatkan potensi ekonomi. Membentuk koperasi karyawan. Melayani pengunjung sehingga kebutuhan dari pasien bisa terpenuhi tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Ini juga yang perlu kita lakukan bersama potensi yang ada dimanfaatkan.
Ketua IKKM Ali Wahono mengatakan, musywil kali ini yang didengungkan adalah membangun sinergi dan loyalitas karyawan terhadap persyarikatan Muhammadiyah. ”Karena itu karyawan Muhammadiyah mau bergerak aktif, jangan sampai ada karyawan yang tidak loyal seperti ada pengajian tidak ikut,” katanya.
Jawa Timur, sambungnya, akan memiliki gawe besar dimana Muhammadiyah berijtihad politik yang salah satunya adalah pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menunjuk Nadjib Hamid. “Dengan musywil IKKM ini agar betul-betul bersinergi menyukseskan keinginan Muhammadiyah. Masing-masing karyawan diwajibkan untuk mencari sepuluh suara dari dirinya sendiri, mertuanya, orang tuanya, adiknya atau tetangganya.
Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jawa Timur dr Solihul Absar menyatakan, ada tiga menajemen teori kebutuhan seseorang yang mampu meningkatkan kinerja dalam bekerja. Pertama, karyawan bisa meningkat kerjanya setelah terpenuhi kebutuhan pokoknya.
Kedua, lanjutnya, teori motivator faktor. “Ada loyalitas, ada penghargaan yang diberikan. Sebaik apapun pedoman karyawan tidak menjamin seratus persen orang menjadi puas. Oleh karena itu kembangkanlah motivator faktor ini,” tambahnya.
Terahir, kata dia, pendekatan persyarikatan. “Dalam kaidah persyarikatan ada pedoman hidup Islami warga Muhammadiyah dan matan keyakinan warga Muhammadiyah. Ketika karyawan didekati dengan nilai-nilai persyarikatan maka lebih mengena dan menyentuh hatinya,” ucapnya. (Habibie)