PWMU.CO-Di hari terakhir acara Baitul Arqam Madya (BAM) yang diadakan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur di Hotel Sengkaling Malang, puluhan peserta demonstrasi di jalan memprotes penindasan pemerintah Cina terhadap suku Uighur, Ahad (23/12/2018).
Sambil membawa pamflet, kader Pemuda Muhammadiyah ini berjalan kaki dari Sengkaling ke gerbang kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Di situlah mereka demonstrasi dengan membagikan selebaran berisi pernyataan sikap. Mereka meminta pemerintah Cina menghentikan kekejaman terhadap Uighur.
Tulisan pamflet yang dibawa antara lain berbunyi Save Muslim Cina, Stop Kekerasan # Save Uighur, dan Ayo Jokowi Ambil Sikap.
Di hari terakhir BAM, acaranya membahas isu-isu internasional yang tengah berkembang. Nur Wahid Nasrullah, peserta dari Madiun menyarankan hasil diskusi ini disuarakan lewat aksi damai di jalan agar terasa gaungnya di masyarakat daripada sekadar diskusi di forum.
Usulan itu disepakati oleh peserta dan Master of Training. Maka segera mereka membuat pamflet dan menuliskan pernyataan sikap. Setelah itu ramai-ramai long march ke kampus UMM.
”Aksi damai ini dilatarbelakangi sikap diam pemerintah RI kepada Tiongkok maupun PBB,” ujar Nur Wahid. Jika pemerintah diam maka kader Pemuda Muhammadiyah yang bersuara memprotes penindasan Uighur di Provinsi Xinjiang itu.
Baitul Arqam yang digelar Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur selama tiga hari dinilai sukses. Acara bertempat di Hotel Kapal Sekaling pada Jumat-Ahad (21-23/12/2018).
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Kader tersebut diikuti 49 peserta. Ketua Umum PWPM Mukayat Al Amin membuka pelatihan ini. Ini agenda BAM terakhir sebelum PWPM Jatim melaksanakan Muswil Januari mendatang.
Dalam sambutannya Mukayat Al Amin menyampaikan, kader Pemuda Muhammadiyah mesti memiliki tiga komponen utama guna mencapai tujuan gerakan. Tiga komponen yang dimaksud adalah keluasan pikir, kedalaman dzikir, dan sebaik-baik amal saleh.
”Tiga elemen ini yang saat ini perlu kembali dibangun melalui saluran-saluran perkaderan seperti melalui forum BAM ini,” tandasnya.
Selama pelaksanaan peserta dipandu oleh Master of Training (MOT). Selama pelatihan, MOT memberikan bahan diskusi hingga presentasi makalah oleh peserta. Selain diskusi dan ceramah, juga ada shalat tahajud, dan kultum di setiap akhir shalat fardu.
BAM ditutup dengan forum diskusi yang dibawakan oleh Rektor UMM Dr Fauzan dan Ketua terpilih PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto. Menurut Sunanto, agenda BAM Jatim bukan semata-mata demi sertifikat untuk menjadi ketum wilayah.
Ia juga memberikan auto kritik terhadap fenomena Pemuda Muhammadiyah yang kadang lupa momentum berstrategi dalam berpolitik.
Hal senada juga disampaikan Rektor UMM Fauzan. Menurutnya, hari ini semua harus bisa memosisikan diri di kala suhu politik menjelang Pilpres memanas. Sudah saatnya Pemuda Muhammadiyah mengambil sikap organisasi yang netral dan jernih agar tidak dikaitkan dengan isu-isu tertentu yang merugikan. (Taufik Has)