PWMU.CO – Sekarang ramai isu beberapa pendiri PAN minta Amien Rais mundur. Ini bisa menjadi komedi politik paling lucu jelang ganti tahun.
Lha mereka itu siapa? Kalau bukan orang bodoh, jelas orang pinter yang punya agenda terselubung. Menyelamatkan PAN? Nah … ini bagian dari komedinya.
Amien Rais itu pusat gravitasi PAN. Tanpa Amien Rais nggak ada PAN.
PAN itu kan kendaraan politik untuk Amien Rais. Untuk itu Amien Rais mundur sebagai Ketua (Umum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan orang mendukungnya termasuk mereka yang disebut sebagai pendiri dan koor minta mundur.
Amien Rais terlalu dominan di PAN? Apa salahnya? Bayangkan PDIP tanpa Megawati! Bayangkan Partai Demokrat tanpa SBY! Bayangkan Gerindra tanpa Prabowo! Bayangkan Nasdem tanpa Surya Paloh! Bayangkan Perindo tanpa Hari Tanoe!
Partai yang biasa ganti ketum dan tetap solid kan hanya dua: Golkar dan PKS.
Bahwa Amien Rais banyak bicara, memang itulah style Amien Rais. Kalau pendiam itulah Megawati. Kalau pendiam dan saat bicara ada istilah Englishnya itulah SBY. Kalau bersemangat dan agitatif itulah Prabowo. Kalau menggelegar itu Surya Paloh. Kalau nyanyi sambil nanam padi itulah Hari Tanoe. Kita semua bisa melihatnya di telivisi.
Amien Rais menggerogoti suara PAN? Ya ini bagian komedinya. Lha basis massa tradisional PAN itu Muhammadiyah. silakan jalan ke daerah. Dalam politik warga Muhammadiyah lebih banyak bermakmum pada Amien Rais.
Jika Amien Rais dan PAN berada di luar kekuasaan alias oposisi, itu pilihan politik yang haluan politiknya sama bisa bergabung. Yang haluannya berbeda, tentu sah dan wajar adanya.
Tapi minta Amien Rais mundur dari PAN juga sah sebagai manuver politik meski itu tadi … menggelikan.
Politisi yang lugas mendasarkan diri sikap politiknya pada teks Kitab Suci adalah Amien Rais. Sikap politik Amien Rais adalah hasil ijtihadnya terhadap teks Kitab Suci. Tentu bisa benar, bisa tidak.
Sebagai mantan Ketua (Umum) PP Muhammadiyah, Amien Rais masih sering diminta memberi ceramah agama. Materi ceramahnya seringkali “bermuatan politik”. Lha masalah kehidupan memang banyak terkait dengan masalah politik. Jamaah pun ketika hadir di ceramah atau pengajiannya, diam ingin mendapat informasi dan fatwa politik terkini.
Sampai saat ini di Muhammadiyah peran Amien Rais belum tergantikan. Ada tokoh di Muhammadiyah seperti Syafi’i Ma’arif dan Dien Syamsuddin. mereka punya domain masing-masing.
Syafi’i Ma’arif dengan pemikiran liberatifnya. Din Syamsuddin dengan perdamaian dunianya. Amien Rais tetap di ranah praksis politik. Ini pilihannya sejak Soeharto lengser, sejak awal reformasi dan PAN berdiri.
Dan saya ikut kampanye untuk PAN di tahun 1999. saat ini saya masih bermakmum pada Amien Rais.
Kolom oleh Agus Purwanto DSc, pendiri Trensains; penulis buku Ayat-Ayat Semesta.