PWMU.CO – Ceramah Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nugraha Hadi Kusuma tiba-tiba akan dihentikan oleh salah seorang panitia atas instruksi Bawaslu Kota Pasuruan. Hal tersebut terjadi pada kegiatan Pengajian Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pasuruan (8/1/19).
Sebelumnya, di hadapan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Pasuruan mubaligh Muhammadiyah itu menyampaikan keprihatinannya dengan banyaknya umat Islam yang sangat mudah termakan berita-berita hoax.
Dia mencontohkan ketika viral kartu suara 7 kontainer sudah tercoblos, tanpa tabayyun, tanpa mencermati kebenaran foto kontainer, semua langsung nge-share dan mulai menyebarkan ketidakpercayaan pada penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU.
“Tidak hanya itu. Tidak puas menyudutkan KPU, mereka oknum penyebar hoax juga mulai menyerang Mas Arif Budiman secara personal dengan menyebarkan kebohongan terkait data pribadi ketua KPU RI. Ini kan sangat memprihatinkan, dan yang lebih memprihatinkan lagi banyak pimpinan Muhammadiyah yang tanpa mereka sadari ikut masuk pada proxi mereka,” ungkap Nugraha.
Mantan aktivis HMI itu mengatakan, apa yang dilakukan KPU itu tentu sudah melalui prosedur yang berlaku. “Seperti yang katanya kotak kardus itu bukan keinginan Ketua KPU secara personal. Dan perlu diketahui dengan kotak yang sudah diproduksi itu negara telah menghemat dana pemilu Rp 86 miliar,” ujar Nugraha mengutip Arif Budiman.
Dia menegaskan, orang-orang baik seperti para pimpinan seakan dipaksa untuk menyerang kader sendiri. “Ini sangat berbahaya, sepertinya ada upaya untuk memporakporandakan persatuan umat Islam,” ujarnya.
Ketika Nugraha berbicara itulah, salah seorang panitia menyampaikan pesan Bawaslu yang diam-diam ikut menyimak dari belakang untuk segera menghentikan acara.
Mendengar bisikan itu Nugraha tetap melanjutkan dan menyampaikan terima kasih pada Bawaslu. “Saya lanjutkan, tidak apa-apa ada Bawaslu wong ini pengajian dan konsolidasi internal. Saya kira tidak ada yang salah, terima kasih banyak Bawaslu yang berkenan menemani kami,” ujarnya sembari melanjutkan pidatonya.
Menanggapi insiden itu, Wakil Ketua PWM Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan apa yang disampaikan Nugraha itu sudah benar. “Ini kegiatan konsolidasi internal, terkadang kawan-kawan terlalu berlebihan. Bahkan ada yang bilang kalau saya juga tidak boleh khutbah lagi karena nyalon DPD. Nah yang seperti inilah yang buat negara kita ini tidak maju-maju,” ujar Nadjib yang maju sebagai Calon Anggota DPD RI Dapil Jatim nomor urut 41 ini.
Pria yang pernah nyantri di Bangil itu menjelaskan bahwa agenda yang sedang berlangsung tidak lain hanya pengajian biasa. “Tidak mungkin saya kampanye di sini, wong ini pimpinan Muhammadiyah semua dan tidak usah kampanye mereka sudah jelas mau pilih siapa,” tutur Nadjib yang disambut gerr hadirin.
Dia melanjutkan, namanya ngaji ya apa saja materinya. “Kali ini ngaji politik. Saya berharap kawan-kawan Bawaslu bisa mengerti, kalau tidak berkenan ya kami minta maaf. Apa ada yang yang lebih tinggi lagi selain minta maaf?” tanyanya.
Dia juga sangat menyayangkan adanya upaya untuk menyudutkan Ketua KPU RI dengan data hoax. “Kok bisanya itu lho mereka menyebarkan data kalau Ketua KPU RI itu ada keturunan Cina kemudian lahir tahun 1941. Itu hoax yang sebenarnya,” ujar mantan anggota Panwas Jatim tersebut yang diikuti gerr hadirin. (Uzlifah)