PWMU.CO – Tanwir Ke-51 Muhammadiyah akan diselenggarakan di Bengkulu pada 15-17 Februari 2019 mendatang. Forum tertinggi Persyarikatan Muhammadiyah di bawah Muktamar ini mengusung tema “Beragama yang Mencerahkan”.
Sejumlah tokoh nasional dan internasional dijadwalkan hadir dalam forum yang diikuti oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia itu. Salah satunya adalah Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Orang nomer dua di Republik Indonesia ini dijadwalkan membuka Tanwir ke-51 Muhammadiyah. “Sesuai jadwal, Wapres bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dan Dr Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum, dan lainnya akan hadir dalam pembukaan Tanwir,” kata Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Biyanto, Kamis (24/1/19).
Biyanto melanjutkan, Tanwir kali ini juga akan menghadirkan Calon Presiden yang sedang bertarung pada Pemilu tahun 2019, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. “Kedua Capres itu akan memaparkan visi-misinya di hadapan musyawirin secara terpisah dan di waktu berbeda,” paparnya.
Kemudian, lanjut dia, ada Dewan Pertimbangan MUI Prof Din Syamsuddin, Prof Syafig A Mughni dan Prof Dato’ Dr Torla Hassan (UIIM). Mereka dijadwalkan hadir dalam seminar internasional bertema “Internasionalisasi Wasathiyah Islam”.
Tak hanya itu, kata dia, Dr Dato Seri Anwar Ibrahim. Mantan Perdana Menteri Malaysia, yang diagendakan mengisi publik lecture tentang “Islam dan Tantangan Tata Dunia Baru”.
“Ada pula Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Mendikbud Prof Muhadjir Effendy, Duber RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari dan Ustad Adi Hidayat yang juga dijadwalkan hadir,” urainya.
Mengenai tema Tanwir, Biyanto mengtakan sangat relevan dengan kondisi bangsa yang sedang menghadapi berbagai persoalan krusial. Salah satunya kondisi tahun-tahun politik jelang Pemilu 2019.
“Tatkala memasuki kondisi demikian, elite politik selalu membawa agama dan simbol-simbolnya untuk kepentingan politik kekuasaan. Hal ini menjadi gejala umum. Padahal jika agama dibawa masuk dunia politik, apalagi didasari kepentingan partainya, maka agama akan kehilangan makna kesuciannya. Pada konteks inilah, Muhammadiyah penting memosisikan agama sebagai simbol pencerahan,” urainya.
Ia berharap, umat bisa menampilkan ajaran agama dalam bentuk yang mudah dan menggembirakan. Sebaliknya, jangan menampilkan ajaran agama yang berwajah menakut-nakuti dan membuat orang lain lari.
“Perbedaan pilihan politik adalah wajar dalam kehidupan berbangsa. Karena itu, dalam suasana dinamika politik yang semakin memanas, posisi agama yang ditampilkan melalui perilaku elit dan umatnya harus menyejukkan dan mencerahkan,” tuturnya.
Ia menambahkan, semua anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang berjumlah 13 orang akan menghadiri Tanwir di Bengkulu. Selain itu, ikut dalam rombongan adalah tim sekretariat, wartawan media milik PWM Jatim yaitu majalah Matan dan portal PWMU.CO.
“Delegasi PWM Jatim bisa jadi yang terbanyak di antara PWM lain yang datang dari seluruh Indonesia,” terangnya.
Jadwal Tanwir Ke-51 Muhammadiyah di Bengkulu bisa didownload di bawah ini. (Aan)