PWMU.CO-Lawatan hari kedua sekolah Muhammadiyah Jawa Timur ke Malaysia, Senin (11/3/2019), dimulai dari home stay di Melaka. Siswa bangun pagi, mandi dan shalat Subuh pukul 6 waktu setempat. Kultum diisi oleh Hervit Ananta Vidada, kepala SD Muhammadiyah 26 Surabaya mengupas kesabaran.
”Kesabaran tidak hanya saat tertimpa musibah atau kesulitan. Melainkan saat bahagia. Saat mendapat kenikmatan kita tetap dituntut untuk sabar. Tidak boleh terlena bahkan lupa diri,” tuturnya.
Setelah kultum, pukul 07.00 seluruh siswa bersiap menuju Sekolah Kebangsaan Perempuan Methodist 2 Melaka naik bus. Mereka memakai kostum pementasan kesenian. Sebab acara hari ini penampilan kesenian dua negara, serah terima orangtua asuh, dan pembelajaran di kelas.
Sekitar 30 menit perjalanan sampai di sekolah. Cikgu Besar, sebutan untuk kepala sekolah, Lim Li Lian bersama beberapa dewan guru berjajar menyambut di depan pintu gerbang sekolah dengan keramahan.
Kami diarahkan ke sebuah ruang. Dipersilakan menikmati hidangan mihun dan ayam goreng. Ada juga teh hangat. Setelah itu berkumpul di halaman sekolah untuk acara seremonial. Dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh siswi SKP Methodist 2. Merdu tilawahnya. Penonton terdiri siswa sekolah setempat dan calon orang tua asuh.
Setelah itu menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia dan lagu mars sekolah. Dalam sambutannya Cikgu Besar Lim Li Lian menyampaikan bangga dan berterima kasih atas kedatangan siswa SD Muhammadiyah. ”Dengan kegiatan ini diharapkan mampu mempererat dan ada hubungan berkelanjutan sekolah antar bangsa,” ujarnya.
Sambutan dari SD Muhammadiyah diwakili oleh Heru Nugroho, kepala SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Sukoharjo, Jawa Tengah. Acara seremonial ditutup doa dipimpim guru Al Islam SKP Methodist.
Selanjutnya pentas seni. Ini acara yang ditungu-tunggu dengan detak jantung siswa berdebar-debar. Tuan rumah menampilkan tiga tarian dan pidato bahasa Arab. Setelah itu giliran penampilan dari tamu. SD Muhlas membawakan operet Legenda si Pitung. SD Muhammadiyah Nganjuk tampilkan Tari Mongde, MIM 5 Surabaya atraksi jurus Tapak Suci-Taekwondo, SDIT Al Kautsar tampilkan gerak dan lagu Cublek-Cublek Suweng.
Operet si Pitung dibuka dengan narasi sang dalang. Kemudian muncul tiga siswa menarikan wayang jeddong menggambarkan kegembiraan rakyat. Tiba-tiba suasana gaduh. Penari berhenti. Tentara Belanda datang membubarkan pesta rakyat itu.
Penduduk mengadu kepada si Pitung, jagoan Betawi. Dia geram. Melawan dengan mencuri harta orang-orang Belanda. Si Pitung jadi buron. Dikejar untuk ditangkap. Perlawanan si Pitung dengan ilmu pencak silat bisa menumbangkan pasukan Belanda. Namun dengan berbagai siasat akhirnya pasukan Belanda bisa menembak Pitung dari belakang. (Muriyono)
Discussion about this post