Search
Menu
Mode Gelap

Bahagia Bermuhammadiyah: Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah

Bahagia Bermuhammadiyah: Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah
Kajian bersama Ketua PDM Kota Batu, H. Tsalis Rifai, S.T., M.M. Foto: Istimewa/PWMU.CO
pwmu.co -

Kajian Ahad Pagi KH Ahmad Dahlan di Masjid At-Taqwa Kota Batu pada Ahad (16/11/2025) menghadirkan Ketua PDM Kota Batu, H. Tsalis Rifai, S.T., M.M., sebagai pemateri. Pada kesempatan ini, beliau membahas tema “Bahagia Bermuhammadiyah sebagai Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah.”

Dalam pemaparannya, H. Tsalis menegaskan bahwa konsep kebahagiaan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Salah satunya melalui doa sapu jagat dalam Surah Al-Baqarah: “Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah waqina ‘adzaban-nar.” Doa ini mencerminkan harapan agar manusia meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Ia juga mengutip pendapat Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa kebahagiaan sejati dapat dirasakan ketika seseorang senantiasa mengingat Allah. Dalam Al-Qur’an, istilah kebahagiaan seperti sa‘ādah dan sa‘īd berkaitan dengan datangnya pertolongan Allah. Dengan demikian, hakikat bahagia adalah ketika seorang hamba mendapatkan pertolongan dari-Nya.

Lebih lanjut, H. Tsalis menjelaskan bahwa agama memaknai ibadah sebagai aktivitas yang menggembirakan, meskipun terkadang hadir dalam bentuk cobaan. Ia juga memaparkan empat elemen kebahagiaan menurut Imam Al-Ghazali, yaitu:
1. Mengenali diri sendiri.
2. Mengenal Allah SWT.
3. Mengenal dunia.
4. Mengenal akhirat.

Selain itu, terdapat empat level kepuasan yang mendukung tercapainya kebahagiaan:
1. Kepuasan segera.
2. Prestasi pribadi.
3. Kontribusi dan koneksi sosial.
4. Pengabdian spiritual kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut H. Tsalis, ber-Muhammadiyah dapat menghadirkan kebahagiaan karena umat dapat beribadah secara berjamaah dengan penuh keceriaan. Dalam bermuhammadiyah, semangat kebersamaan diutamakan, disertai sikap istiqamah dalam beramal.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Ia juga menguraikan alasan mengapa umat perlu ber-Muhammadiyah. Selain dapat beramal dengan ikhlas, Muhammadiyah menjunjung nilai egaliter, semangat ta‘awun (kolaborasi), serta perilaku cerdas dan mencerahkan dalam setiap aktivitasnya. Gerakan ini memiliki sistem kaderisasi yang memungkinkan setiap anggota mendapat kesempatan menjadi pemimpin.

Semua prinsip tersebut berlandaskan perintah Allah sebagaimana tercantum dalam Surah Ali Imran ayat 133–134. Ia membacakan terjemahan ayat tersebut:

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan (mendapatkan) surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
(Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, yang menahan amarah, serta memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Ustadz Tsalis kajian dengan harapan, “Dengan ber-Muhammadiyah, insyaallah kita akan dimudahkan menuju surga-Nya Allah.” (Khoen Eka/MPI PDM Kota Batu)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments