Suasana halaman Musholla MTs Muhammadiyah 9 (MTs Mudahlan) Wotan, Panceng, Gresik terlihat lebih ramai dari hari-hari biasanya, Ahad (30/11/2025).
Sejak pagi, para siswa mulai memadati area tersebut untuk mengikuti kegiatan pengecekan kerapian rambut yang digelar sehari sebelum pelaksanaan Sumatif Akhir Semester I. Berbeda dengan kegiatan biasa, kali ini madrasah menghadirkan tukang cukur profesional lengkap dengan perlengkapan barbershop.
Kegiatan dimulai seusai pelaksanaan Sholat Dhuha, tepat pada pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Bukan hanya siswa kelas VII, VIII, dan IX, para bapak guru pun turut hadir dan terlibat dalam kegiatan yang dikemas dengan suasana hangat dan kekeluargaan.
Di teras musholla, kursi-kursi tertata rapi berdampingan dengan peralatan barbershop yang mengilap. Satu per satu siswa laki-laki mengantre sambil membawa buku catatan, sebagian berbincang, sebagian lagi tampak sibuk bercermin memastikan urutan mereka. Riuh yang semula terdengar pelan berubah tertib ketika petugas mulai memanggil nama siswa.
Setelah hampir seluruh siswa selesai dirapikan, kegiatan berlanjut dengan sesi khusus pemotongan rambut para bapak guru. Termasuk di antaranya Kepala MTs Mudahlan, Ahmad Sholih, S.H.I., yang juga duduk di kursi barbershop dan ikut merapikan penampilannya. Momen ini sempat menarik perhatian siswa yang menyaksikan dengan antusias, bahkan beberapa guru pun saling bercanda sehingga suasana semakin akrab dan menyenangkan.
Kedisiplinan
Waka Kesiswaan MTs Mudahlan, Arifiyanto, S.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya agenda seremonial.
“Ini bukan sekadar potong rambut. Kami ingin membangun kesiapan mental dan kedisiplinan anak-anak sebelum menghadapi ujian semester,” jelasnya.
Pemilihan waktu sehari sebelum Sumatif Akhir Semester pun sengaja dilakukan agar siswa tampil rapi, percaya diri, dan siap mengikuti ujian.
“Jika rambut mereka rapi, kepercayaan diri meningkat, dan otomatis fokus belajar juga lebih baik,” tambahnya.
Barbershop Profesional
Program ini disambut hangat oleh para wali siswa, termasuk Zukriyatun, yang menilai kehadiran tukang cukur profesional sangat membantu orang tua.
“Tidak semua anak ingat atau sempat potong rambut. Dengan kegiatan seperti ini, kami merasa terbantu. Madrasah benar-benar memperhatikan hal-hal kecil yang penting bagi kedisiplinan mereka,” ungkapnya.
Ia menyatakan bahwa kegiatan ini mencerminkan kepedulian madrasah terhadap pendidikan karakter secara menyeluruh, tidak hanya pada aspek akademik.
Dalam pengecekan pagi itu, Kepala MTs Mudahlan, Ahmad Sholih, S.H.I., mengungkapkan bahwa ditemukan 32 siswa yang rambutnya belum sesuai dengan standar kedisiplinan madrasah.
“Ini bagian dari penertiban yang kami lakukan dengan cara yang santun. Bukan razia, bukan hukuman yang membuat mereka takut, tetapi pendekatan yang lebih halus—soft approach,” jelasnya.
Soft Approach
Soft approach yang dimaksud, kata Ahmad Sholih, adalah memberikan pengalaman positif saat siswa dirapikan oleh tenaga profesional, sehingga mereka merasa dihargai dan lebih sadar akan pentingnya kerapian.
“Kami ingin kedisiplinan datang dari kesadaran. Mereka belajar bahwa tampil rapi itu penting dan merupakan bagian dari akhlak yang baik,” ujarnya.
Ahmad Sholih menambahkan bahwa pengecekan kebersihan bukan hanya dilakukan pada waktu tertentu, melainkan menjadi rutinitas harian sebelum pembelajaran dimulai.
“Setiap pagi kami cek kebersihan kuku dan rambut. Jika kukunya panjang, mereka bisa langsung memotong di kelas karena alatnya sudah kami siapkan,” terangnya.
Untuk siswa laki-laki dengan rambut yang mulai panjang, pengawasan dilakukan setiap hari agar tidak mengganggu proses belajar.
“Kami ingin memastikan anak-anak belajar dalam kondisi terbaik. Kebersihan dan kerapian adalah bagian dari kenyamanan mereka,” tambahnya.
Kegiatan cukur rambut massal ini diharapkan menjadi cara efektif untuk menanamkan kedisiplinan dan kerapian sebagai bagian dari karakter pelajar Muhammadiyah.
“Kami ingin siswa MTs Muhammadiyah 9 Wotan tampil sebagai pelajar yang sopan, santun, dan berakhlak. Kerapian itu bukan hanya soal penampilan, tetapi juga mencerminkan kepribadian,” ungkap Ahmad Sholih.
Di akhir kegiatan, siswa meninggalkan area musholla dengan rambut yang lebih rapi dan wajah yang tampak segar. Banyak dari mereka memamerkan potongan rambut baru kepada teman-temannya. Guru-guru pun berharap kesiapan lahir ini dapat menjadi modal awal kesiapan batin dalam menyambut ujian semester yang segera berlangsung. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments