Search
Menu
Mode Gelap

Belajar ke PWMU.CO, CSSMoRA UINSA Gali Kiat Mengelola Media Komunitas

Belajar ke PWMU.CO, CSSMoRA UINSA Gali Kiat Mengelola Media Komunitas
Dokumentasi bersama CSSMoRA UINSA dan Jajaran Redaksi PWMU.CO di Kantor PWM Jatim (Foto: Istimewa)
pwmu.co -

Sebanyak 33 mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang tergabung dalam CSSMoRA-UINSA berkunjung ke Redaksi PWMU.CO di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Jumat (28/11/2025).

Kedatangan mereka diterima Pemimpin Redaksi PWMU.CO, Agus Wahyudi, beserta Wildan Nanda Rahmatullah (sekretaris redaksi), serta jajaran editor: Abdullah Sidiq Notonegoro, Zahrah Putri Pratiwi, dan Ahmad Jabir.

Zakia Darma Ramadhani, Ketua Umum CSSMoRA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs) UINSA, memperkenalkan organisasi yang menjadi wadah bagi para mahasantri penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) untuk berkembang sebagai agen perubahan. CSSMoRA sendiri tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia, termasuk UINSA.

“Tujuan kunjungan ini adalah untuk belajar mengenai jurnalistik di PWMU.CO, termasuk kiat-kiat mengelola media resmi milik Muhammadiyah Jawa Timur,” katanya.

Wakil Ketua Umum CSSMoRA, Ziyad Al Insan, turut memaparkan perkembangan aktivitas media yang mereka kelola, mulai dari produktivitas, tantangan, hingga karya yang telah dihasilkan.

Dia juga menceritakan beberapa agenda CSSMoRA, salah satunya workshop dan seminar yang akan dilaksanakan Sabtu (29/11/2025) di Kampus UINSA dan dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Belajar ke PWMU.CO, CSSMoRA UINSA Gali Kiat Mengelola Media Komunitas (4)
Zakia Darma Ramadhani, Ketua Umum CSSMoRA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs) UINSA sedang menyampaikan pemaparan profil organisasi di depan jajaran redaksi PWMU.CO (Foto: Istimewa/PWMU.CO)

Dalam pertemuan yang berlangsung gayeng tersebut, Agus Wahyudi menceritakan perjalanan PWMU.CO sejak awal berdiri pada tahun 2016. “Kebetulan saya ikut membidani lahirnya PWMU.CO bersama beberapa wartawan,” ujarnya.

Yudi menjelaskan, pada awalnya PWMU.CO sempat direncanakan menjadi media umum. “Tapi kami tidak sepakat. Karena PWMU.CO ini lebih tepat jika menjadi media berbasis komunitas, dan komunitas kita adalah warga Muhammadiyah,” tambahnya.

Meski mengusung basis komunitas, PWMU.CO tetap memuat isu-isu umum dengan mengambil sudut pandang yang berhubungan dengan Muhammadiyah.

“Waktu itu, karena butuh percepatan, selesai rapat di Magetan sekitar jam 12 malam, kami melanjutkan membuat website hingga subuh,” ungkapnya.

Terkait konten, pada awal berdiri PWMU.CO mengandalkan crowdsourcing dari aktivis, warga, pimpinan, hingga guru-guru Muhammadiyah. Tantangan muncul karena tidak semua kontributor memiliki latar belakang kewartawanan profesional, ditambah teknologi belum semaju sekarang.

“Apalagi belum adanya perangkat teknologi seperti AI (Artificial Intelligence),” ujarnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Belajar ke PWMU.CO, CSSMoRA UINSA Gali Kiat Mengelola Media Komunitas
Suasana hangat mahasiswa UINSA berdiskusi bersama jajaran redaksi PWMU.CO di Kantor PWM Jatim (Ahmad Jabir/PWMU.CO)

Dalam perjalanannya, sambung Yudi, konten-konten PWMU.CO terus mengalami peningkatan jumlah. Dalam dua tahun pertama, PWMU.CO mengadakan pelatihan jurnalistik keliling di berbagai daerah, mulai Gresik–Tuban–Lamongan hingga Jember–Lumajang–Banyuwangi.

Wildan Nanda Rahmatullah menambahkan, mereka memiliki lebih dari 600 kontributor di berbagai daerah. “Dalam sehari, sedikitnya kami meng-upload 50 artikel. Kalau ada event bisa lebih banyak, bahkan pernah sampai 120 artikel dalam sehari,” ungkap Wildan.

Wildan menuturkan, untuk membantu mempercepat proses unggah, ada sembilan editor yang menangani tugas-tugas keredaksian. Mereka terbagi dalam tiga shift: pagi, siang, dan sore.

Diskusi berjalan hangat. Para mahasiswa menanyakan banyak hal tentang bagaimana PWMU.CO bisa eksis hampir satu dekade.

Yudi menegaskan, “Jangan melihat ini untuk jangka pendek, tapi jangka panjang. Karena saya yakin media berjejaring komunitas akan terus berkembang. Berbeda dengan media umum yang bersaing ketat dengan media mainstream lain,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, positioning yang baik adalah menyaring kebutuhan yang ada.

“Mulailah dengan memperbanyak event seperti yang teman-teman lakukan hari ini. Tulis karya sendiri, seperti esai, cerpen, atau opini. Mulailah dari lingkungan terdekat. Setiap orang punya cerita yang mengagumkan. Tulis profil orang-orang di komunitas Anda seperti alumni yang sudah berhasil,” paparnya.

Yudi juga menambahkan pentingnya konsistensi pemuatan konten. “Media itu tidak ada libur. Jika tidak setiap hari memuat, maka akan susah naik di algoritma. Kami berharap teman-teman produktif,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, seorang peserta menanyakan cara menulis di tengah kesibukan. Yudi menjawab, “Semua orang punya cara sendiri. Saya masih punya prime time di jam tertentu untuk menulis. Saya ke mana-mana juga membawa blocknote untuk mencatat ide-ide yang muncul.” (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments