Search
Menu
Mode Gelap

Budaya Osing Jadi Inspirasi Reyhan Hadapi SMA Awards 2025

Budaya Osing Jadi Inspirasi Reyhan Hadapi SMA Awards 2025
Reyhan ikut bergabung memainkan Gedhogan bersama emak-emak Kampoeng Osing (Alib/PWMU.CO)
pwmu.co -

Dalam rangka memperdalam budaya lokal, siswa SMA Muhammadiyah 2 (SMA Muha) Genteng Banyuwangi, Reyhan Iftitan Ramadhanu, menghadiri kegiatan tradisi pukul lesung di Pasar Kampoeng Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Kota Banyuwangi, Minggu (14/9/2025).

Budaya pukul lesung yang dalam bahasa Osing (bahasa lokal Banyuwangi) dikenal dengan nama gedhogan atau othek. Budaya gedhogan saat ini sudah menjadi suguhan untuk keperluan wisata.

Riwayat Budaya Gedhogan

Menurut Slamet, salah satu pemain gedhogan, asal-usul budaya gedhogan yang saat ini dilestarikan oleh Dinas Pariwisata Banyuwangi sebagai aset budaya lokal suku Osing bermula sebelum adanya alat modern pemecah padi seperti sekarang.

Masyarakat Desa Kemiren menggunakan lesung dengan alat pemukul yang dibuat sedemikian rupa untuk memecah padi.

“Pada saat bekerja terdengar bunyi-bunyi saling sahut-sahutan dan membentuk irama indah meski tanpa komando yang dilakukan oleh emak-emak secara bergotong royong. Artinya apabila ada tetangga yang panen, tanpa komando warga lainnya membantu sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padinya,” ujarnya.

Di era saat ini, tradisi numbuk padi dengan lesung sudah tidak dilaksanakan lagi. Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pariwisata melestarikan budaya gedhogan tersebut sebagai budaya kearifan lokal dengan menempatkannya di Desa Wisata Kemiren.

Desa ini dikemas oleh Pemkab sebagai destinasi wisata, di mana seluruh penduduknya yang bersuku Osing harus mempertahankan budayanya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Mulai dari bentuk rumah asli, tradisi menjemur kasur seluruh desa, kebiasaan sehari-hari menanak nasi dengan luweng atau anglo, maupun kesenian asli seperti budaya mocopat bahasa Osing, kawin surup (arak-arakan mempelai menjelang matahari terbenam), serta gedhogan yang kini sudah ditambah alat angklung untuk menambah keindahan alunan musiknya.

Masih banyak pula kesenian lainnya, termasuk kuliner khas suku Osing seperti pecel pithik, ayam kesrut, dan rujak soto. Semua itu disuguhkan kepada para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Memperdalam Khazanah Budaya Lokal

Kehadiran Reyhan ke Desa Adat Kemiren bertujuan memperkaya pengetahuan tentang budaya lokal yang ada di Banyuwangi, terutama suku Osing.

Hal ini sebagai persiapan mengikuti lomba Duta Pelajar tingkat Jawa Timur pada ajang SMA Awards 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Wilayah Jawa Timur bekerja sama dengan Jawa Pos untuk mewakili Banyuwangi.

Reyhan harus banyak mengetahui budaya daerahnya untuk menambah kelengkapan sebagai perwakilan. Hampir tiga jam ia berada di Kampung Adat Osing, Desa Kemiren, mulai pukul 07.00 WIB hingga menjelang pukul 10.00 WIB. Setelah itu, ia pulang ke rumah yang berjarak 30 km.

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments