Search
Menu
Mode Gelap

Kaderisasi Ala PRM Kandangsemangkon: Berkelanjutan dan Mengakar

Kaderisasi Ala PRM Kandangsemangkon: Berkelanjutan dan Mengakar
pwmu.co -
Kaderisasi melalui kepanitiaan Kurban (M Mahmud/PWMU.CO)

PWMU.CO – Kaderisasi dalam Muhammadiyah merupakan proses pembinaan dan pengembangan anggota agar memiliki pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai dan prinsip organisasi. Proses ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari pendidikan ideologi, pelatihan kepemimpinan, hingga keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan dakwah dan sosial.

Secara formal, Muhammadiyah memiliki sistem perkaderan seperti Baitul Arqam dan Darul Arqam yang berorientasi pada pembinaan ideologi dan kepemimpinan, dengan kurikulum dan silabus yang terstruktur dan jelas.

Dalam hal ini, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kandangsemangkon, Paciran, Lamongan, menyadari bahwa proses kaderisasi tidak cukup hanya melalui jalur formal seperti Darul Arqam atau Baitul Arqam. Oleh karena itu, mereka juga mengupayakan bentuk kaderisasi lain yang bersifat nonformal dan berkelanjutan bagi para kadernya.

PRM Kandangsemangkon Periode 2022-2027 memiliki inisiatif kaderisasi di tingkat ranting dengan selalu melibatkan Organisasi Otonom (Ortom) dalam setiap kegiatan. Baik dalam rapat-rapat, kegiatan berskala kecil, maupun kegiatan besar, seperti pelaksanaan kurban 1446 H pada Jumat (6/6/2025) yang mana Ortom di tingkat ranting senantiasa dilibatkan secara aktif.

PRM Kandangsemangkon menerapkan pendekatan yang strategis dan koordinatif ketika melibatkan Ortom dalam setiap kegiatan Muhammadiyah. Berikut beberapa langkah yang dilakukan:

1. Integrasi dalam Perencanaan

    Melibatkan Ortom sejak tahap perencanaan kegiatan agar mereka memiliki peran aktif dalam penyusunan program. Selain itu, memastikan adanya perwakilan dari setiap Ortom dalam rapat koordinasi.

    2. Kolaborasi Berdasarkan Bidang

      Menyesuaikan peran Ortom dengan bidang spesialisasi masing-masing, seperti Pemuda Muhammadiyah dalam bidang kepemudaan, Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan, dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam kegiatan akademik.

      3. Pemberian Ruang dan Tanggung Jawab

        Memberikan kesempatan kepada Ortom untuk mengelola bagian tertentu dari suatu acara, seperti kepanitiaan atau sesi diskusi. Selain itu, dorong mereka untuk menginisiasi program-program yang dapat bersinergi dengan Muhammadiyah.

        4. Pendekatan Berbasis Kaderisasi

          Menggunakan kegiatan seperti Baitul Arqam sebagai wadah pembinaan kader dengan melibatkan Ortom secara langsung. Pastikan pula terdapat mekanisme regenerasi yang memungkinkan kader Ortom untuk berperan aktif dalam kepemimpinan Muhammadiyah.

          5. Evaluasi dan Apresiasi

            Melakukan evaluasi secara berkala terhadap keterlibatan Ortom dalam berbagai kegiatan. Berikan apresiasi kepada Ortom yang berkontribusi aktif, baik dalam bentuk penghargaan maupun pemberian kesempatan lebih besar dalam program-program berikutnya.

            Pendekatan ini tidak hanya memperkuat sinergi antara Muhammadiyah dengan Ortom, tetapi juga memastikan keberlanjutan kaderisasi dalam organisasi

            Iklan Landscape UM SURABAYA

            Melibatkan Ortom dalam setiap kegiatan Muhammadiyah bukan hanya soal partisipasi, tetapi tentang membangun ekosistem dakwah dan pemberdayaan yang berkelanjutan. Berikut beberapa harapan utama dari pelibatan Ortom secara aktif:

            1. Regenerasi Kepemimpinan yang Berideologi

              Dengan melibatkan Ortom, Muhammadiyah berharap dapat mencetak kader-kader muda yang memahami ideologi persyarikatan dan siap melanjutkan estafet kepemimpinan dengan semangat tajdid serta berkemajuan.

              2. Penguatan Sinergi AntarLini Organisasi

                Keterlibatan Ortom menciptakan kolaborasi lintas usia dan bidang, yang memperkuat jaringan internal Muhammadiyah mulai dari tingkat ranting hingga pusat. Hal ini juga mendorong tumbuhnya rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap program-program persyarikatan.

                3. Inovasi Program dan Respons Zaman

                  Ortom yang membawa semangat muda, kreativitas, dan kepekaan terhadap isu-isu kontemporer diharapkan dapat menjadi motor inovasi dalam dakwah digital, advokasi sosial, dan pemberdayaan masyarakat yang relevan dengan kebutuhan zaman.

                  4. Revitalisasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)

                    Di sekolah, masjid, dan rumah sakit Muhammadiyah, Ortom diharapkan hadir sebagai penggerak nilai-nilai Islam berkemajuan. Misalnya, IPM dan Tapak Suci membina karakter siswa, sementara Pemuda Muhammadiyah mengisi krisis mubaligh di masjid.

                    5. Dakwah yang Lebih Inklusif dan Berdampak

                      Dengan keterlibatan Ortom yang aktif, kegiatan Muhammadiyah menjadi lebih inklusif dan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, perempuan, hingga komunitas marjinal. Hal ini memperluas jangkauan dakwah sekaligus memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai gerakan umat. (*)

                      Penulis M Mahmud Editor Ni’matul Faizah

                      Iklan pmb sbda 2025 26

                      0 Tanggapan

                      Empty Comments