PWMU.CO – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, membeberkan bahwa pemerintah berencana akan membangun jalur kereta cepat Jakarta–Surabaya. Budi juga menyatakan bahwa kajian kasar mengenai rute-rute potensial untuk proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya juga telah dibuat.
Rute kereta cepat tersebut rencananya berada di atas atau elevated di sisi Jalan Tol Trans Jawa, atau sebagai alternatif, terintegrasi dengan jalur kereta api yang sudah ada.
Terkait adanya rencana tersebut, Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Prof Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat SKep Ns MKes mengatakan bahwa proyek ini merupakan sebuah lompatan besar yang menandai era baru dalam transportasi Indonesia. Namun, seperti dua sisi mata uang, proyek ini membawa harapan sekaligus menimbulkan kekhawatiran.
“Di satu sisi, kereta cepat Jakarta–Surabaya adalah simbol modernisasi infrastruktur nasional. Ia akan memperkuat konektivitas antar-wilayah, membuka peluang ekonomi baru di kota-kota yang dilewati, serta mengurangi ketergantungan terhadap moda transportasi jalan raya yang kerap padat dan rawan kecelakaan. Lebih jauh, pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi kendaraan juga menjadi nilai tambah dari sisi lingkungan,” tuturnya kepada PWMU.CO, Kamis (12/5/2025).
Namun, Rektor kelahiran Gempolpading, Pucuk, Lamongan, 8 Desember 1974 ini juga menyampaikan kekhawatirannya. Menurutnya, kita tidak boleh silau oleh narasi kemajuan semata karena proyek ini diperkirakan akan menelan biaya yang sangat tinggi angka yang tentu bukan tanpa konsekuensi terhadap kondisi fiskal negara.
“Apakah proyek ini akan mengandalkan utang luar negeri? Bagaimana skema pembiayaannya, dan siapa yang akan menanggung risikonya? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab secara terbuka kepada publik,” tegasnya.
“Satu lagi yang patut dicermati adalah kelayakan komersialnya. Jika harga tiket terlalu mahal, maka masyarakat kelas menengah ke bawah akan tetap memilih bus atau kereta reguler. Maka strategi harga dan pemeliharaan layanannya juga harus dirancang cermat,” ujarnya.
Prof. Abdul Aziz juga menyebut bahwa kereta cepat Jakarta–Surabaya merupakan proyek masa depan. Namun, masa depan yang baik hanya akan terwujud jika dibangun dengan perencanaan yang matang, keberpihakan kepada rakyat, serta transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Tanpa hal-hal tersebut, proyek ini hanya akan menjadi mimpi mahal yang tidak pernah benar-benar menguntungkan bangsa. (*)
Penulis Ni’matul Faizah Editor Azrohal Hasan


0 Tanggapan
Empty Comments