Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia mengenang perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan dan martabat bangsa. Tahun 2025 ini, peringatan Hari Pahlawan Nasional menjadi momen penting bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk keluarga besar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) di Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur Ramanda Fathurrahim Syuhadi menyampaikan ucapan selamat memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025 kepada seluruh pandu Hizbul Wathan di berbagai tingkatan, kepada para pembina, instruktur, dan anggota di seluruh pelosok Jawa Timur.
Beliau menegaskan bahwa semangat kepahlawanan harus terus menyala dalam jiwa setiap pandu HW, karena nilai-nilai yang diwariskan para pahlawan sejalan dengan ruh perjuangan Hizbul Wathan yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan untuk membentuk generasi yang berjiwa tangguh, beriman, berilmu, dan beramal.
“Hari Pahlawan bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah saat bagi kita, para pandu Hizbul Wathan, untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan, pengorbanan, dan pengabdian. Jika dulu para pahlawan berjuang melawan penjajahan, maka hari ini kita berjuang melawan kemalasan, kebodohan, dan keterpurukan moral,” ujar Ketua Kwarda HW Jatim dalam pernyataannya.
Menurutnya, semangat kepahlawanan kini tidak selalu ditunjukkan dengan mengangkat senjata. Dalam konteks kekinian, menjadi pahlawan berarti berjuang menebarkan kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama. Seorang guru yang mendidik dengan penuh dedikasi, seorang siswa yang berprestasi dan berakhlak, seorang relawan yang membantu sesama tanpa pamrih, semuanya adalah wujud nyata dari kepahlawanan modern.
“Setiap pandu Hizbul Wathan sejatinya adalah pahlawan di lingkungannya. Dengan meneladani nilai-nilai Al-Islam, menegakkan disiplin, dan menebar manfaat, kita telah ikut melanjutkan perjuangan para pahlawan bangsa,” imbuhnya.
Semangat ini sejalan dengan slogan Hizbul Wathan: “Siap Memimpin dan Siap Menginspirasi.” Artinya, setiap pandu HW bukan hanya belajar untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, tetapi juga inspirasi bagi orang lain dalam berbuat kebaikan.
Meneladani Spirit 10 November
Ketua Kwarwil HW Jatim juga mengingatkan, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi bukti nyata bagaimana semangat keimanan dan keberanian mampu melahirkan sejarah besar. Ribuan pejuang dari berbagai latar belakang bersatu tanpa pamrih mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Nilai itu pula yang harus terus dihidupkan oleh setiap pandu Hizbul Wathan. Bahwa perjuangan tidak boleh padam meskipun zaman berubah. Tantangan generasi muda saat ini bukan lagi peperangan fisik, melainkan pertempuran moral, intelektual, dan spiritual.
“Sebagaimana para pahlawan dulu mengusir penjajah, kini kita harus memerdekakan diri dari penjajahan gaya baru, penjajahan pikiran, gaya hidup konsumtif, dan ketergantungan pada dunia digital yang melemahkan nilai-nilai keimanan dan nasionalisme,” tuturnya.
Hizbul Wathan, sejak awal berdirinya, telah menjadi kawah pembentukan kader bangsa yang berkarakter. Dalam sejarah perjuangan nasional, tidak sedikit kader Muhammadiyah dan Hizbul Wathan yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan, baik di medan perang maupun di ranah pendidikan dan sosial.
Oleh karena itu, Ketua Kwarwil HW Jatim menegaskan bahwa pembinaan karakter, kedisiplinan, dan kepemimpinan yang dijalankan di HW adalah bagian dari upaya melahirkan generasi penerus bangsa yang siap melanjutkan estafet perjuangan para pahlawan.
“Mari kita isi kemerdekaan ini dengan prestasi, ketulusan, dan karya nyata. Pandu Hizbul Wathan harus hadir di garda depan dalam menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kepanduan yang berkemajuan,” pesan beliau.
Di akhir pesannya, Ketua Kwarwil HW Jatim mengajak seluruh keluarga besar Hizbul Wathan untuk memperingati Hari Pahlawan dengan aksi nyata: menanam pohon, membersihkan lingkungan, membantu masyarakat, serta meneguhkan komitmen berbuat baik dimanapun berada.
“Semoga semangat kepahlawanan 10 November menyalakan api perjuangan dalam dada setiap pandu Hizbul Wathan. Jadilah pahlawan masa kini, pahlawan dalam akhlak, dalam karya, dan dalam pengabdian,” ujarnya penuh semangat
Dengan demikian, peringatan Hari Pahlawan bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi menjadi momentum meneguhkan tekad untuk terus berjuang, berbakti, dan menginspirasi. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments