Suasana ruang kelas SMA Abdul Malik Fadjar (AMF) pada Selasa pagi tampak berbeda dari biasanya. Deretan laptop tersusun rapi di meja, para santri duduk berkelompok sambil mengecek materi presentasi, dan sebuah layar besar menampilkan wajah-wajah pelajar dari Korea Selatan. Hari itu, santri SMA AMF mengikuti Global Leader School Exchange, program pendidikan lintas negara yang digagas Indonesia Global Education Network (IGEN) bekerja sama dengan Incheon Cheongra High School, Korea Selatan.
Bagi SMA AMF, kegiatan ini bukan sekadar program daring biasa. Di bawah pendampingan Ustadz Iqbal, para santri memperoleh pengalaman belajar yang menghubungkan mereka dengan dunia internasional, sekaligus membuktikan bahwa sekolah Islam mampu terlibat aktif dalam jejaring pendidikan global.
Batu Loncatan ke Dunia Global
Pembina program, Ustadz Iqbal, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan ruang bagi santri untuk berinteraksi langsung dengan pelajar dari berbagai negara.
“Ini batu loncatan bagi para santri. Mereka belajar bergaul, berkomunikasi, bahkan bekerja sama dengan pelajar dari belahan dunia lain,” ujarnya.
Ia menambahkan, keterlibatan dalam dialog internasional menjadi awal bagi peluang yang lebih besar di masa mendatang. “Kami berharap suatu saat para santri dapat berkolaborasi dan belajar langsung di negara asal pelajar global yang hari ini mereka temui secara daring,” tambahnya.
Selain memperluas wawasan, program ini juga melatih kepercayaan diri santri dalam berkomunikasi menggunakan bahasa internasional, terutama bahasa Inggris. Hal ini sejalan dengan visi sekolah yang menyiapkan lulusan berkarakter global namun tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Perjalanan Panjang dari Pendaftaran hingga Seleksi
Program ini berproses panjang sejak pekan pertama September 2025, ketika sekolah mendaftarkan diri ke jejaring IGEN. Baru pada pekan ketiga Oktober, SMA AMF mendapatkan kabar terpilih sebagai peserta resmi.
Ustadz Iqbal menyampaikan bahwa IGEN tidak memberi informasi jumlah pendaftar maupun tingkat persaingan. “Mereka hanya menyebutkan bahwa IGEN memiliki mitra sekolah di delapan negara. Mereka menilai profil sekolah kita layak menjadi mitra Cheongra High School,” jelasnya.
Sekolah mendaftarkan jenjang SMP dan SMA, namun yang lolos seleksi adalah jenjang SMA. Seleksi internal dilakukan berdasarkan nilai Bahasa Inggris dan mata pelajaran sosial. Guru juga menilai keaktifan, ide, serta kemampuan komunikasi santri.
Dari proses tersebut terpilih 17 santri putra, terdiri dari 13 siswa kelas X dan 4 siswa kelas XI. Pemilihan peserta juga disesuaikan dengan mitra Korea yang merupakan sekolah khusus laki-laki dan non-boarding.
Tiga Topik Presentasi, Dua Budaya Bertemu
Setelah pertemuan teknis antara IGEN, SMA AMF, dan Cheongra High School, ditetapkan topik presentasi untuk masing-masing sekolah. Dari pihak Indonesia:
- High School Profile – sejarah, visi misi, dan program unggulan SMA AMF
- Indonesian Culture – keragaman budaya Nusantara
- Education – gambaran sistem pendidikan di Indonesia dan praktik pembelajaran di SMA AMF
Sementara siswa Korea menyajikan topik:
- Winter Snack in Korea
- Special Korean Foods
- Cheongra High School
- The City of Gyeongju
Presentasi menjadi semakin menarik ketika siswa Korea memperlihatkan berbagai makanan hangat khas musim dingin. Sebaliknya, santri SMA AMF menghadirkan suasana tropis melalui penjelasan tentang budaya Indonesia yang penuh warna.
Ruang Kelas Menjadi Jembatan Dua Negara
Sepanjang kegiatan, ruang kelas seolah menjadi jembatan yang menghubungkan Indonesia dan Korea Selatan. Para santri menyimak penjelasan siswa Korea melalui layar, sesekali mencatat dan berdiskusi dalam kelompok kecil. Suasana kolaboratif terasa kuat saat kedua belah pihak saling bertanya tentang budaya, kebiasaan, hingga kehidupan sekolah.
Ustadz Iqbal mengungkapkan kebanggaannya atas perkembangan para santri. “Beberapa dari mereka sebelumnya pemalu, tetapi hari ini mereka mampu bertanya, menjawab, dan berdiskusi dalam bahasa Inggris. Ini perkembangan besar,” ujarnya.
Harapan Besar dari Program Global
Bagi SMA AMF, keterlibatan dalam program internasional seperti ini merupakan investasi jangka panjang. Global Leader School Exchange membuka peluang kemitraan global, kolaborasi pendidikan, hingga kemungkinan kunjungan langsung ke negara mitra di masa depan.
“Kami ingin para santri memiliki pandangan luas tentang dunia. Mereka harus tahu bahwa menjadi muslim tidak menghalangi siapa pun untuk menjadi pemimpin global,” tegas Ustadz Iqbal.
Program ini juga menjadi langkah awal bagi berbagai rencana lain melalui IGEN, termasuk peluang pertukaran pelajar dengan negara lain seperti China, Jepang, hingga Arab Saudi. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments