Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Watukebo sukses menyelenggarakan Pengajian Umum Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah, Sabtu (29/11/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Komplek Perguruan Muhammadiyah Watukebo itu menjadi penanda puncak rangkaian Milad yang sudah dimulai sejak 9 November lalu. Ribuan jamaah memenuhi area acara, menyimak tausiyah penuh makna dari para tokoh Muhammadiyah Jawa Timur.
Hadir sebagai penceramah utama, Prof. Dr. H. Biyanto, M.Ag., Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur sekaligus Staf Ahli Bidang Regulasi dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Dikdasmen RI.
Dalam tausiyahnya, Prof. Biyanto menegaskan bahwa di usia yang telah melampaui satu abad, Muhammadiyah tetap konsisten bergerak, sesuai simbol matahari yang menjadi identitas persyarikatan.
Tema milad tahun ini, Memajukan Kesejahteraan Bangsa, merupakan kelanjutan gerakan Muhammadiyah yang bersumber dari ajaran Islam, Pembukaan UUD 1945, dan ajaran dasar Muhammadiyah sendiri, ungkapnya. Menurutnya, kesejahteraan tidak hanya terkait materi, tetapi juga pembinaan akhlak, pendidikan, dan implementasi nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Dia mencontohkan teladan KH. Ahmad Dahlan, yang mengajarkan Surat Al-Ma’un dan Al-Ashr bukan hanya untuk dihafal, tetapi dipraktikkan melalui tindakan nyata dan pembentukan amal usaha.
“Kunci sukses meraih kesejahteraan dunia dan akhirat adalah pendidikan,” tegasnya, sambil mengingatkan sejarah pendirian Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) sebelum kelahiran Muhammadiyah sebagai bukti perhatian pendiri persyarikatan pada pendidikan umat.
Prof. Biyanto juga menyampaikan bahwa saat ini Muhammadiyah telah hadir di 33 negara dan diakui secara resmi di 5 negara, menunjukkan kiprah global organisasi yang lahir dari Yogyakarta tersebut.
PCM Watukebo Hadirkan Program Strategis untuk Umat
Ketua PCM Watukebo, Drs. Nur Wasid, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini dengan lancar dan meriah.
Dia memaparkan sejarah perjalanan Muhammadiyah di Watukebo yang telah dimulai sejak tahun 1944, dan secara resmi berdiri sebagai PCM pada 1966.
Tak hanya itu, Nur Wasid juga mengumumkan sejumlah capaian konkret PCM Watukebo, di antaranya:
- Peresmian Gedung TPA Al-Ikhlas 2 di Desa Andongsari sebagai sarana pembinaan generasi muslim.
- Program Wakaf Progresif berupa pengkavlingan tanah wakaf senilai Rp3.200.000 per kavling, yang dapat dicicil hingga tiga tahun. Program ini dinilai menjadi terobosan untuk memudahkan warga dalam berwakaf tanah demi pengembangan amal usaha Muhammadiyah.
Sekretaris PDM Jember, H. Kusno, S.Ag., M.Pd.I, yang hadir mewakili Ketua PDM, mengapresiasi langkah PCM Watukebo. Ia mengajak seluruh warga Muhammadiyah melakukan muhasabah sekaligus menjaga spirit gerakan.
“Muhammadiyah harus terus bergerak. Jika berhenti, tandanya kita mati,” ujarnya.
Meriah, Inspiratif, dan Menyatukan Umat
Suasana acara kian semarak dengan beragam penampilan seni dari amal usaha pendidikan Muhammadiyah Watukebo. Di antaranya:
- Seni Hadrah dan Tari Saman oleh Santri PPM MBS Al-Mukhtar Watukebo
- Penampilan Musik Angklung dari IGABA Cabang Watukebo
- Tim Paduan Suara MAMUSA (Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Jember)
Tak hanya disaksikan secara langsung, acara ini juga tersiar melalui kanal YouTube resmi PCM Watukebo sehingga menjangkau audiens yang lebih luas.
Terdapat keberadaan tokoh lintas organisasi dan lembaga termasuk PDM dan PDA Jember, perwakilan PCM dan PCA Ambulu dan Tempurejo, Muspika Kecamatan Ambulu, Ketua MUI Kecamatan Ambulu, serta pimpinan Anak Cabang NU dan Pimpinan Cabang LDII Kecamatan Ambulu menjadi bukti nyata harmonisasi dalam kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments