Search
Menu
Mode Gelap

Melestarikan Tradisi Kaligrafi Arab, SMP Muhammadiyah 1 Blitar Gelar Pelatihan Tahsinul Khat

Melestarikan Tradisi Kaligrafi Arab, SMP Muhammadiyah 1 Blitar Gelar Pelatihan Tahsinul Khat
Kegiatan pelatihan Tahsinul Khat yang diikuti oleh seluruh siswa siswi SMP Muhammadiyah 1 Blitar. (Nur Aji/PWMU.CO
pwmu.co -

Di tengah arus digitalisasi yang kian pesat, SMP Muhammadiyah 1 Blitar menunjukkan komitmennya dalam melestarikan tradisi keilmuan Islam dengan menggelar pelatihan tahsinul khat atau seni menulis huruf Arab dengan baik dan benar, (24/9/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9 ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap al Quran dan memperkuat literasi keislaman melalui penguasaan kaidah penulisan yang tepat.

Pelatihan yang berlangsung pada Selasa, (23/9/2025) ini mengambil tempat di ruang kelas 7. Suasana di dalam kelas terasa khusyuk namun tetap interaktif, di mana para peserta duduk dengan penuh konsentrasi, memegang pena, dan mencoba meniru goresan-goresan indah yang dicontohkan oleh para guru pendamping.

Kegiatan ini didampingi oleh tiga guru yang memang dikenal memiliki kompetensi mumpuni dalam bidang tahsinul khat: Siti Muhibbah, S.Ag., Mu’minatul Latifah, M.Ag., dan Abdul Aziz, S.Pd. Ketiganya secara bergantian memberikan materi, mulai dari pengenalan jenis-jenis khat yang umum, seperti naskhi dan riq’ah, hingga praktik langsung menulis huruf demi huruf.

Tahsinul Khat

Siti Muhibbah yang dikenal sebagai salah satu guru agama yang berdedikasi, menjelaskan bahwa tahsinul khat juga melatih kesabaran dan ketelitian.

“Menulis khat itu butuh ketenangan batin. Setiap goresan harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan kehati-hatian. Ini adalah latihan spiritual yang sangat baik untuk anak-anak,” tuturnya.

Sementara itu, Abdul Aziz menekankan pentingnya tahsinul khat dalam menunjang kegiatan akademik siswa.

“Dalam pelajaran agama, seringkali siswa harus menyalin ayat atau hadis. Dengan kemampuan tahsinul khat yang baik, tulisan mereka akan lebih rapi dan mudah dibaca, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif,” jelasnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Antusiasme para siswa terlihat jelas selama pelatihan. Mereka tidak hanya pasif mendengarkan, tetapi juga aktif bertanya dan mempraktikkan langsung apa yang diajarkan. Salah satu siswa kelas 7, Muhammad Surya Winata, mengungkapkan kesannya.

“Awalnya saya kira sulit sekali, tapi ternyata kalau dijelaskan pelan-pelan jadi bisa. Saya senang sekali bisa ikut pelatihan ini, tulisan Arab saya jadi lebih rapi sekarang,” ujarnya sambil menunjukkan hasil karyanya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Khanaya Rahma Dinata, siswi kelas 9. “Saya jadi lebih menghargai al Quran. Menulis ayat dengan indah itu rasanya seperti sedang berinteraksi langsung dengan firman Allah,” katanya.

Kegiatan pelatihan tahsinul khat ini bukan hanya sekadar acara satu kali. Abdul Aziz yang memimpin sesi praktik langsung, berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin di sekolah.

“Kemampuan ini tidak bisa dikuasai dalam satu atau dua hari. Butuh latihan yang konsisten. Kami berharap, setelah pelatihan ini, siswa-siswi bisa melanjutkan latihan mereka secara mandiri, dan kami dari pihak guru siap untuk terus membimbing,” harapnya. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments