Search
Menu
Mode Gelap

PDNA Kabupaten Probolinggo Mantapkan Arah Gerak Organisasi lewat Musykerda dan Turba

PDNA Kabupaten Probolinggo Mantapkan Arah Gerak Organisasi lewat Musykerda dan Turba
Para peserta foto bersama saat kegiatan pembukaan Musykerda dan Turba. Foto: Istimewa.
pwmu.co -

Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Probolinggo menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Musykerda) sekaligus Turun ke Bawah (Turba) Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur pada Ahad (16/11/2025) di SD Muhammadiyah Kreatif Kraksaan.

Kegiatan ini menjadi momentum penyelarasan arah gerak organisasi, penguatan koordinasi struktural, serta persiapan menuju Musyawarah Daerah (Musyda) mendatang.

Kehadiran kader dari berbagai cabang menunjukkan tingginya antusiasme perempuan muda Muhammadiyah dalam mengembangkan peran strategisnya.

Musykerda yang dipadukan dengan Turba tidak hanya menjadi forum administrasi, tetapi juga ajang konsolidasi ide, perumusan kebijakan, dan pembacaan ulang kebutuhan kader di tingkat akar rumput.

Acara ini dihadiri perwakilan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), serta Ayunda Mila dan Rifkah dari PWNA Jawa Timur, bersama kader dari pimpinan cabang dan ranting.

Perwakilan PDA, Aminatul Ifa, S.Pd.I., menekankan pentingnya penguatan identitas kader di tengah dinamika sosial yang cepat berubah.

“PDNA harus meningkatkan kualitas kader agar mampu menjadi rujukan isu keperempuanan, pendidikan keluarga, dan penguatan karakter,” ujarnya.

Sementara perwakilan PDM, Rusdi menyebut bahwa Nasyiatul Aisyiyah sebagai bagian integral gerakan Persyarikatan.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi antar-lembaga Muhammadiyah menjadi kunci keberhasilan dakwah berkemajuan, dengan kreativitas kader muda sebagai fondasi utama penguatan program sosial dan pendidikan.

PWNA Jatim Sampaikan Arah Kebijakan

PWNA Jatim memberikan arahan strategis terkait perkembangan sosial yang menuntut Nasyiah lebih adaptif dan inovatif. Tiga orientasi utama yang ditekankan, yaitu:

1. Penguatan kapasitas kader dalam kepemimpinan, literasi digital, dan komunikasi publik.

2. Perluasan program berbasis komunitas yang responsif terhadap isu sosial seperti kesehatan mental, edukasi keluarga, dan pemberdayaan ekonomi.

Iklan Landscape UM SURABAYA

3. Penguatan tata kelola organisasi agar lebih sistematis, terukur, dan transparan.

PWNA juga mendorong kerja kolaboratif lintas ortom agar program Nasyiah berdampak lebih luas.

Dalam sesi Musykerda, setiap bidang memaparkan laporan kinerja setengah periode yang meliputi indikator capaian, analisis hambatan, evaluasi efektivitas, dan arah perbaikan untuk sisa periode.

Bidang Pengkaderan menyoroti perlunya perluasan kaderisasi di tingkat ranting. Bidang Advokasi menyampaikan progres program pembinaan remaja putri serta kebutuhan penguatan advokasi isu keperempuanan. Sementara, bidang ekonomi melaporkan perkembangan program pemberdayaan perempuan muda dan tantangan pendanaan.

Pembahasan berlanjut pada penyusunan prinsip dasar Musyda, meliputi kesesuaian mekanisme dengan regulasi PWNA dan PPNA, penjaringan calon formatur, standar persidangan, serta penyusunan timeline agar cabang dapat menyiapkan administrasi dan delegasi secara optimal. Diskusi berlangsung intens demi memastikan Musyda berjalan transparan dan demokratis.

Turba sebagai Forum Aspirasi

Dalam sesi Turba, PWNA membuka ruang dialog bagi PDNA dan cabang untuk menyampaikan dinamika lapangan. Isu yang mengemuka antara lain kebutuhan pelatihan kader baru, penguatan administrasi, dan pengembangan program sesuai kebutuhan lokal.

PWNA memberikan masukan teknis dan strategi penyelesaian, serta menegaskan komitmen pendampingan menuju Musyda.

Ketua PDNA Kabupaten Probolinggo, Ayunda Tika, menutup kegiatan dengan apresiasi kepada seluruh peserta. Ia menegaskan bahwa Musykerda dan Turba tidak hanya menghasilkan laporan dan keputusan teknis, tetapi juga memperkuat komitmen menjalankan amanah organisasi.

“Musykerda dan Turba ini bukan hanya forum evaluasi, tetapi ruang bersama untuk memastikan keberlanjutan gerakan Nasyiah yang lebih terarah, berkemajuan, dan berpihak pada kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Acara ditutup dengan doa dan sesi foto bersama. Para kader pulang dengan semangat baru memperkuat peran Nasyiatul Aisyiyah sebagai garda depan pembinaan perempuan muda Muhammadiyah di Kabupaten Probolinggo. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments