
PWMU.CO – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan mencatat sejarah sebagai PDNA pertama yang menyelenggarakan Musyawarah Kerja Daerah (Musykerda) di Jawa Timur.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Ahad (25/5/2025) di Aula Budi Utomo Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA).
Ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat arah gerakan dan program PDNA Lamongan dalam memberdayakan perempuan serta melindungi anak dan kelompok rentan di masyarakat.
Dalam suasana yang penuh semangat, Ketua Pimpinan Wilayah Nasyoatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur, Ayunda Desi Ratnasari, menyampaikan pesan penting kepada seluruh kader. Ia menegaskan bahwa sebelum aktif dalam kegiatan organisasi, perempuan perlu membangun keharmonisan rumah tangga.
“Sebelum berkegiatan di Nasyi’ah, bahagiakanlah suami. Keharmonisan adalah kunci agar kita bisa maksimal dalam aktivitas di Nasyiatul Aisyiyah,” tuturnya.
Musykerda ini meneguhkan komitmen PDNA dalam empat pilar utama: komitmen, bersyukur jejaring, dan perlindungan. Komitmen diwujudkan dalam upaya berkelanjutan untuk memberdayakan perempuan agar mampu berdikari dan berdaya saing. Jejaring dibangun untuk memperkuat solidaritas internal organisasi sekaligus menjalin kemitraan strategis dengan berbagai instansi luar.
Sementara itu, dalam aspek perlindungan, PDNA meluncurkan program Rumah Aduan sebagai bentuk kepedulian terhadap isu-isu perempuan dan anak yang kian kompleks di masyarakat.
Musykerda ini secara resmi dibuka oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, Ayahanda Drs H Shodikin MPd. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan umat dan bangsa.
“Perempuan memiliki tempat yang sama dengan laki-laki dalam hal kontribusi sosial. Lihatlah istri Nabi Ibrahim, Sarah dan Hajar. Serta Sayyidah Khadijah. Mereka adalah aktivis di zamannya. Harapannya, akan lahir Khadijah-Khadijah baru dari rahim Nasyiatul Aisyiyah hari ini,” ucapnya.
Ia juga mendorong PDNA untuk tidak hanya fokus pada kegiatan rutin, namun juga menciptakan program-program strategis untuk peningkatan sumber daya manusia.
“Kalau ingin mencetak aktivis perempuan, maka Musykerda ini harus menjadi ruang untuk merumuskan program peningkatan kapasitas kader dan menjalin sebanyak mungkin kemitraan dengan dinas atau instansi luar,” pesannya.
Musykerda PDNA ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Nasyiatul Aisyiyah tingkat daerah, menguatkan langkah, memperluas kolaborasi, dan meneguhkan posisi perempuan sebagai agen perubahan.
Penulis Laila Nur Hidayatiningtyas Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun


0 Tanggapan
Empty Comments