Pemuda adalah aset penting dalam perkembangan umat dan peradaban. Mereka memiliki semangat, kreativitas, dan energi yang mampu membawa perubahan nyata, termasuk dalam upaya memakmurkan masjid.
Gambaran itu terlihat jelas pada Sabtu (27/09/2025) sore, ketika seorang pemuda asal Kota Pasuruan, Muslim, melangkah ringan ke halaman Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran.
Senyumnya yang ramah dan semangatnya yang menyala memperlihatkan tekad kuat untuk belajar, berjejaring, sekaligus meneguhkan peran pemuda dalam menghidupkan rumah Allah.
Kedatangan Muslim bukanlah sebuah kunjungan biasa. Pemuda yang baru saja menjadi bagian dari KL Lazismu Kota Pasuruan dan Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting, dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) ini datang dengan niat yang jelas: melakukan silaturahmi, survei, sekaligus mempersiapkan kegiatan Study Inspiratif yang akan dilaksanakan oleh tim Lazismu ke Masjid Ar-Royyan.
Dalam obrolan perkenalan, Muslim dengan jujur mengungkapkan rasa penasarannya. “Saya datang ke sini bermaksud untuk silaturahmi, serta belajar banyak dari Masjid Ar-Royyan ini. Beberapa kali kami mendapatkan share kontennya yang selalu FYP, dan kami merasa perlu belajar langsung,” tuturnya penuh semangat.
Sambutan hangat diberikan oleh perwakilan takmir Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran, Bayu Firdaus dan Lazuardi Imani P.A,. Dengan sajian teh hangat dari marbot masjid, suasana sore itu berubah menjadi perbincangan yang akrab dan inspiratif.
Pertemuan sederhana ini menjadi bukti bahwa silaturahmi adalah jembatan yang menyatukan hati, terlebih jika tujuan akhirnya adalah memajukan masjid sebagai pusat kegiatan umat.
Dalam diskusi yang hangat itu, Muslim juga berbagi latar belakang dirinya. Selama tujuh tahun ia mengabdikan diri sebagai staf dan guru di SD Al Kautsar Kota Pasuruan. Pengalaman di dunia pendidikan membentuk pola pikirnya yang terbuka dan semangatnya untuk terus belajar.
Ia mengaku kagum ketika mengetahui bahwa Masjid Ar-Royyan baru berusia enam bulan, namun sudah berhasil melahirkan program-program yang inspiratif dan konten dakwah yang viral.
“Masjid semuda ini sudah bisa mencuri perhatian publik, bahkan kontennya sering FYP. Itu luar biasa,” ucapnya dengan penuh kekaguman.
Bagi Bayu Firdaus, viral di media sosial memang memberikan keuntungan tersendiri, tetapi bukanlah tujuan akhir. Ia menegaskan bahwa branding masjid harus dipersiapkan dengan matang agar membawa dampak nyata.
“FYP itu bukan sekadar terkenal. Yang lebih penting adalah bagaimana setiap konten membawa manfaat, membangun kepercayaan, dan memberikan inspirasi. Masjid harus eksis dengan makna, bukan hanya populer,” jelasnya menekankan peran penting media digital dalam mengembangkan citra masjid.
Sementara itu, Lazuardi yang akrab dipanggil Ardi mengingatkan kembali tentang nilai silaturahmi yang tidak boleh diremehkan. Ia menegaskan bahwa kunjungan Muslim bukan sekadar acara formal, melainkan ibadah yang akan mendatangkan keberkahan.
“Silaturahmi adalah ibadah yang harus dijaga, apalagi jika membawa manfaat untuk banyak orang. Kami atas nama Takmir Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran mengucapkan terima kasih atas kunjungan ini,” ucapnya dengan penuh rasa syukur.
Pertemuan itu kemudian berkembang menjadi obrolan yang lebih serius tentang peran pemuda dalam memakmurkan masjid. Baik Bayu maupun Ardi menegaskan bahwa masjid membutuhkan generasi muda dengan energi besar dan kreativitas tinggi.
Program-program masjid yang sulit dijalankan generasi sebelumnya dapat dengan mudah diwujudkan oleh pemuda yang terbiasa berpikir segar, adaptif, dan inovatif.
Masjid Ar-Royyan menjadi contoh bagaimana semangat anak muda mampu menghadirkan program dan konten yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kunjungan sederhana ini memberikan pelajaran penting: masjid akan hidup jika dihidupkan oleh generasi muda yang berani mengambil peran.
Kreativitas mereka mampu melahirkan ide-ide segar, sementara energi mereka dapat menutup kekosongan yang tak terjangkau generasi terdahulu.
Masjid Ar-Royyan pun membuktikan dirinya sebagai Masjid Ramah Musafir, sebuah rumah bagi siapa saja yang datang dengan niat baik, tempat setiap orang bisa belajar, berbagi, dan berkontribusi.
Kini, saatnya kita meneladani langkah ini. Sudahkah kita ikut memakmurkan masjid dengan kemampuan yang kita miliki? Karena dari masjidlah, cahaya perubahan akan lahir dan menerangi kehidupan umat.(*)


0 Tanggapan
Empty Comments