Suasana Kota Bangkalan, Senin sore (11/8/2025), berubah menjadi panggung perayaan. Jalan protokol dipadati warga yang antusias menyaksikan karnaval memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia. Sorak sorai penonton mengiringi langkah peserta dari berbagai sekolah dasar se-Kecamatan Bangkalan.
Di antara peserta, SD Muhammadiyah 1 Bangkalan (Mutuba) tampil memikat dengan konsep unik bertajuk
“Teknologi dan Budaya Bersatu, Membangun Ekonomi, dan Mengukir Prestasi Bhangkalan Baktona Onggha”. Konsep ini memadukan kekayaan budaya Madura dengan inovasi teknologi masa kini, menghadirkan kisah berjalan yang memukau penonton.
Rombongan Mutuba diawali oleh siswa yang mengenakan kostum modifikasi kerapan sapi—ikon kebanggaan Madura—sebagai simbol kerja keras dan kecepatan menuju kemajuan. Di belakangnya, dua siswa berbusana Pesaan khas Madura tampil gagah melambangkan keberanian rakyat.
Paskibraka cilik membawa bendera Merah Putih dengan langkah tegap, diikuti tiga siswa yang mengusung foto Presiden, Wakil Presiden, dan Garuda Pancasila, sebagai simbol persatuan, kepemimpinan, dan nasionalisme yang ditanamkan sejak dini.
Tak hanya menonjolkan unsur budaya, Mutuba juga menghadirkan miniatur Gedung Dispora Bangkalan, atlet Suramadu Cup, pengantin Madura Lilin, batik aroma terapi, dan batik gentongan khas Bangkalan.
Kehadiran miniatur Tresna Art menjadi pengingat pentingnya pelestarian batik gentongan sebagai warisan budaya bernilai tinggi.
Kreativitas peserta semakin terlihat melalui inovasi teknologi yang dipamerkan, seperti miniatur drone penyiram tanaman, robot humanoid, dan robot anjing pelacak. Perpaduan ini memberi pesan bahwa Bangkalan siap menyongsong era modern tanpa meninggalkan akar budaya.
Berkat penampilan totalitas tersebut, Mutuba berhasil meraih Juara 3 Kategori SD dalam lomba karnaval tingkat Kecamatan Bangkalan yang digelar Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bangkalan.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Bangkalan, Isrotul Sukma, mengaku bersyukur atas prestasi ini.
“Prestasi ini adalah hasil kerja sama luar biasa antara guru, siswa, dan ayah-bunda wali murid. Karnaval ini bukan sekadar lomba, tapi kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mencintai budaya, menghargai perbedaan, dan berani berinovasi,” ujarnya.
Kemenangan ini menambah deretan prestasi SD Mutuba sekaligus menjadi bukti bahwa budaya dan teknologi dapat berjalan beriringan. Semangat “Bangkalan Bhaktonah Ongghe”—Bangkalan bangkit dan maju—tampak nyata dalam setiap langkah pawai yang mereka tampilkan.
Bagi Mutuba, karnaval ini bukan hanya ajang unjuk kreativitas, tetapi juga sarana membentuk generasi berkarakter, kreatif, dan cinta tanah air. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments