Search
Menu
Mode Gelap

Perempuan Menanam Kuatkan Lumbung Pangan Keluarga

pwmu.co -
Perempuan Menanam menjadi branding Nasyiah---sebutan Nasyiatul Aisyiyah---dalam penguatan lumbung pangan keluarga dalam pandemi Covid-19.
Aini Sukriyah menanam di lahan rumahnya. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Perempuan Menanam menjadi branding Nasyiah—sebutan Nasyiatul Aisyiyah—dalam penguatan lumbung pangan keluarga dalam pandemi Covid-19.

Gerakan ini dimulai serentak oleh seluruh kader Nasyiah di Indonesia pada Ahad (17/5/20). Hal itu dibenarkan Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur Aini Sukriah MPdI.

Ia mengatakan, gerakan Perempuan Menanam dalam rangka Milad Nasyiatul Aisyiyah yang ke-89 Masehi diperuntukkan kepada semua pimpinan dan anggota. Mulai dari wilayah, daerah, cabang, dan ranting Nasyiah se-Jawa Timur.

Aini berharap semakin banyak perempuan-perempuan di Jawa Timur yang bisa mengikuti gerakan ini, terutama ipmawati dan immawati. Melalui Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Aini berusaha memasifkan gerakan ini supaya bisa menasional dan diikuti semua Nasyiah se-Indonesia.

“Alhamdulillah, PPNA sudah menerima dan akan dimasukkan jadwal rangkaian Milad ke-92 Hijriyah,” ungkapnya.

Perempuan Menanam menjadi branding Nasyiah---sebutan Nasyiatul Aisyiyah---dalam penguatan lumbung pangan keluarga dalam pandemi Covid-19.
Gerakan Perempuan Menanam di Banyuwangi.

Manfaat Gerakan Perempuan Menanam

Perempuan asal Kediri itu menjelaskan, gerakan Perempuan Menanam ini digalakkan sebagai upaya penguatan lumbung pangan keluarga. Selain itu, lanjutnya, untuk pelengkap gizi keluarga dengan menanam sayur, dan lain-lain.

“Juga untuk menguatkan produktivitas perempuan di rumah dalam penerapan stay at home dan meningkatkan ekonomi keluarga,” tambahnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Aini mengaku gerakan ini digagas dan diputuskan saat rapat konsolidasi dengan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) se-Jawa Timur melalui zoom, Ahad (10/5/20) lalu.

Sebelumnya, kata Aini, PWNA juga melakukan pengadaan benih yang didapat dari sumbangan teman-teman PWNA, baik secara lembaga maupun personal dan Lazizmu. “Kemudian kami kirimkan kepada 15 PDNA dan 8 orang personal pimpinan, supaya bisa ditanam bersama di lingkungannya masing-masing,” jelasnya.

Perempuan kelahiran Kediri, 15 Agustus 1983 itu sangat berharap gerakan Perempuan Menanam ini masif sampai ke basis gerakan. “Semoga gerakan ini bisa terus dilakukan sepanjang masa,” harapnya. (*)

Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments