Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi, Jawa Timur tengah menyusun rencana implementasi program Memperkuat Inisiasi Kepemimpinan Kaum Muda Lintas Iman dalam Perubahan Iklim melalui Keadilan Gender atau Strengthening Youth Multifaith Leader Initiative on Climate Justice through Ecofeminism (SMILE).
Rencana implementasi tersebut diawali dengan menggelar Site Assessment (Penilaian Lokasi) melalui Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Desa Kalipait dan Desa Temurejo, Kabupaten Banyuwangi pada Selasa (12/8/2025).
“Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data awal serta gambaran mendalam mengenai karakteristik sosial, keagamaan, ekologi, dan potensi kepemudaan di dua kecamatan yang menjadi target program,” ungkap Focal Point SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi, Zahrotul Janah.
Zahrotul menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan dimulai dengan FGD yang digelar di dua lokasi. Sesi pagi dilaksanakan di Desa Kalipait, Dusun Kutorejo, sedangkan sesi sore berlangsung di Desa Temurejo, Dusun Sumberjambe.
Diskusi tersebut membahas berbagai topik, mulai dari potensi usaha ramah lingkungan berbasis komunitas, isu-isu ekologi yang dihadapi warga, hingga tantangan dalam penerapan program berbasis eco-literacy, eco-sociopreneurship, dan advokasi iklim.
“Acara ini dihadiri oleh perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, komunitas pemuda, dan organisasi perempuan dari masing-masing desa,” jelasnya.
Setelah sesi FGD, tim Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi juga melakukan survei lapangan untuk mengamati langsung kondisi sosial dan ekologis di wilayah tersebut.
“Kami ingin menggali cerita dari para tokoh yang hadir, cerita tentang bagaimana mereka merawat kerukunan dan toleransi, serta menjaga lingkungan. Semua itu menjadi keunikan sekaligus kekayaan lokal yang dimiliki Desa Kalipait dan Desa Temurejo,” tuturnya.
Mewakili Desa Kalipait, perwakilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kalipait, Erik, menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh tim Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi.
“Dalam setiap kegiatan, seperti kirab budaya, kami selalu melibatkan semua unsur masyarakat. Saat takbiran, warga dari berbagai latar belakang ikut membantu mengatur lalu lintas. Bahkan saat perayaan ogoh-ogoh keliling, umat Muslim turut menjaga keamanan. Kami saling melengkapi dan membantu,” ujar Erik.
Sementara itu, perwakilan Desa Temurejo, Mujiono menyatakan dukungannya terhadap rencana pelaksanaan program Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi di desanya.
“Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi para pemuda dan organisasi keagamaan. Menyatukan misi keberagaman dengan kepedulian terhadap lingkungan adalah langkah penting yang perlu terus kita dorong,” harapnya.
Selain menggali informasi lewat FGD, tim juga melakukan wawancara mendalam dengan kepala desa, tokoh agama, dan perwakilan organisasi lokal. Pendekatan partisipatif dan analisis berbasis gender digunakan untuk memahami situasi secara menyeluruh.
Hasil assessment ini nantinya akan dirangkum dalam sebuah hasil kajian yang memuat peta aktor dan komunitas strategis, profil ekologi dan sosial, potensi serta tantangan program, hingga daftar calon mitra lokal.
Hasil kajian tersebut nantinya menjadi panduan penting untuk memastikan implementasi SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah Banyuwangi berjalan efektif dan inklusif. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments