Search
Menu
Mode Gelap

Refleksi Idul Adha: Kader IMM Harus Tumbuh dalam Jiwa Pengorbanan

Refleksi Idul Adha: Kader IMM Harus Tumbuh dalam Jiwa Pengorbanan
pwmu.co -
Nurul Iftiasanti (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO — Hari Raya Idul Adha tidak hanya menjadi momen ibadah, tetapi juga sarat akan nilai sejarah, keteladanan, dan spiritualitas yang mendalam.

Hal ini disampaikan oleh Nurul Iftiasanti, Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Keilmuan (KPK) DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Tengah dalam wawancara yang dilakukan pada Kamis (6/6/2025).

Menurut perempuan kelahiran 6 Februari 2000 itu, Idul adha bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan waktu yang tepat untuk merenungi kembali kisah ketaatan dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah tersebut menjadi inspirasi bagi umat Islam dalam memahami arti pengorbanan dan kepatuhan terhadap perintah Allah Swt.

“Sebagai umat Muslim dan kader Muhammadiyah, kita tidak hanya bersuka cita menyambut Idul adha, namun juga perlu menjadikan sejarahnya sebagai suri teladan dalam hidup kita,” ujar Nurul yang juga penulis buku Pelukan Ramadan ini.

Ia menjelaskan bahwa ibadah kurban yang dilakukan saat Idul adha berasal dari peristiwa ketika Nabi Ibrahim AS diperintahkan Allah Swt untuk menyembelih putranya. Meski berat, Nabi Ibrahim AS tetap menjalankan perintah tersebut dengan penuh keikhlasan.

Nabi Ismail AS pun menunjukkan ketaatan luar biasa sebagai seorang anak. Karena keikhlasan keduanya, Allah mengganti Ismail AS dengan seekor domba, yang hingga kini menjadi syariat kurban bagi umat Islam setiap tanggal 10–13 Dzulhijjah.

“Dari kisah ini kita belajar bahwa menuju surga membutuhkan pengorbanan dan ketaatan,” tutur Nurul.

Ia juga menyinggung ibadah haji yang merupakan puncak dari Idul adha. Rangkaian ibadah haji sendiri dimulai ketika Nabi Ibrahim AS membangun Kakbah dan menyerukan panggilan haji kepada seluruh umat manusia, sebagaimana termaktub dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 97.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Di tengah peringatan Idul adha, Nurul mengajak para kader IMM, khususnya di Kalimantan Tengah, untuk meneladani semangat pengorbanan dan keikhlasan dalam setiap aktivitas, baik dalam organisasi, kegiatan sosial, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Menjadi kader yang ikhlas; ikhlas dalam bekerja, dalam berkontribusi, dalam bermuhammadiyah, dan ikhlas untuk umat serta bangsa adalah ruh utama yang harus kita jaga,” ungkapnya.

Ia berharap semangat Idul adha mampu memupuk solidaritas, meningkatkan rasa syukur, dan menumbuhkan kepedulian sosial, khususnya di kalangan mahasiswa.

“Idul adha bukan sekadar momen seremonial, tetapi juga refleksi untuk menjadi mahasiswa intelektual yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai sejarah ke dalam tindakan nyata,” pungkasnya. (*)

Penulis Fathan Faris Saputro Editor M Tanwirul Huda

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments