Search
Menu
Mode Gelap

SAS 2025/2026 Jadi Bukti: SMP Muhammadiyah 1 Blitar Total Wujudkan Pendidikan Inklusif

SAS 2025/2026 Jadi Bukti: SMP Muhammadiyah 1 Blitar Total Wujudkan Pendidikan Inklusif
Beberapa siswa ABK dari SMP Muhammadiyah 1 Blitar mengikuti SAS ganjil 2025/2026. Foto: Nur/PWMU.CO
pwmu.co -

Komitmen SMP Muhammadiyah 1 Blitar dalam mewujudkan pendidikan inklusif kembali mendapat perhatian. Pada Senin (1/12/2025), sejumlah siswa berkebutuhan khusus (ABK) kelas VII memulai rangkaian Sumatif Akhir Semester (SAS) Tahun Pelajaran 2025/2026. Pelaksanaan ujian ini menjadi bukti keseriusan sekolah dalam memfasilitasi seluruh peserta didik, diperkuat dengan kehadiran pendamping profesional dari Yayasan Pelita Hati, lembaga yang fokus mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus.

Suasana ruang kelas VII pagi itu terasa berbeda. Bukan ketegangan yang tampak, melainkan suasana hangat dan fokus. Setiap ABK duduk di meja masing-masing, siap menghadapi ujian sesuai kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Para pendamping dari Yayasan Pelita Hati sigap memberikan dukungan teknis dan emosional sesuai asesmen individual tiap siswa.

Kepala SMP Muhammadiyah 1 Blitar, Siti Muhibbah, S.Ag., menegaskan bahwa pelaksanaan ujian bagi ABK merupakan wujud nyata visi sekolah yang tidak ingin meninggalkan satu pun siswa. Ia menekankan bahwa inklusi bukan hanya soal menerima, tetapi menghadirkan lingkungan belajar yang adaptif.

“Kami percaya setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengukur kemampuan akademiknya. Ujian SAS ini bukan hanya tentang nilai, tetapi juga pengakuan terhadap potensi mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kurikulum dan soal telah disesuaikan dengan asesmen individu siswa, disertai dukungan pendamping yang memiliki kompetensi khusus dalam mendampingi ABK. “Ini menjadi kolaborasi ideal antara sekolah dengan lembaga profesional,” tambahnya.

Wali Kelas VII sekaligus Koordinator Program Inklusi, Rifda’atul Maesyaroh, S.Ag., menjelaskan bahwa persiapan ujian telah dilakukan sejak awal semester.

“Kami menyesuaikan materi pembelajaran harian. Para ABK menerima materi yang sama, namun dengan metode penyampaian berbeda serta waktu pengerjaan yang lebih fleksibel. Saat ujian berlangsung, tugas kami memastikan mereka merasa aman dan nyaman, sehingga kecemasan bisa diminimalkan,” tuturnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Dari pihak pendamping, Koordinator Yayasan Pelita Hati, Ita, S.Psi., menyampaikan bahwa peran pendamping lebih dari sekadar membantu teknis.

“Kami menjadi jembatan antara kebutuhan khusus anak dengan tuntutan akademik. Setiap pendamping telah melalui pelatihan mendalam mengenai berbagai jenis kekhususan, mulai dari spektrum autisme hingga kesulitan belajar spesifik,” jelasnya.

Pelaksanaan SAS 2025/2026 ini tidak hanya menjadi catatan penting bagi siswa ABK kelas VII, tetapi juga menetapkan standar baru bagi sekolah lain dalam mengelola program inklusi. Dengan kolaborasi antara sekolah, pendamping profesional, serta dukungan seluruh pihak, SMP Muhammadiyah 1 Blitar membuktikan bahwa pendidikan inklusif yang berkualitas bukan sekadar wacana, melainkan komitmen yang diwujudkan secara nyata.

Ujian SAS dijadwalkan berlangsung selama satu minggu, dan seluruh tim pengajar serta pendamping berharap hasil terbaik bagi para peserta didik. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments