SD Muhammadiyah 1 Bangkalan menjadi salah satu sekolah yang ambil bagian dalam penyambutan Kirab Nyalasè Agung Astah Syaikhona Muhammad Kholil, Kamis (20/11/2025).
Sejak selepas shalat Ashar, seluruh siswa dan guru telah berbaris rapi di depan sekolah untuk memberikan penghormatan kepada barisan kirab yang melintas.
Kegiatan kirab yang dimulai dari Pondok Pesantren Syaikhona Kholil Demangan menuju Makbaroh Martajasah itu mendapat sambutan antusias oleh sejumlah masyarakat.
Ribuan siswa dari berbagai SD hingga SMA di Bangkalan berjajar di sepanjang rute. Dan barisan siswa SD Muhammadiyah 1 Bangkalan (Mutuba) berada paling awal untuk menyambut momentum bersejarah ini.
Bukan Sekadar Seremonial
Kepala SD Muhammadiyah 1 Bangkalan, Ibu Isrotul Sukma, turut hadir mendampingi para guru dan siswa. Ia menyampaikan bahwa keikutsertaan sekolah dalam penyambutan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi bagian dari pendidikan karakter dan keteladanan.
“Kami ingin anak-anak mengenal sosok Syaikhona Muhammad Kholil sebagai ulama besar yang perjuangannya sangat besar bagi pendidikan Islam. Ini adalah pelajaran sejarah hidup yang langsung mereka saksikan” ujarnya.
Para guru juga tampak mendampingi siswa satu per satu, memastikan mereka tertib, aman, dan mampu mengikuti prosesi penyambutan dengan khidmat.
Kirab Nyalasè Agung ini terhadiri langsung oleh Bupati Bangkalan Lukman Hakim, serta Wakil Bupati Fauzan Ja’far.
Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan, Bapak Yakub, yang turut berjalan dalam rombongan kirab. Mereka membawa sketsa Syaikhona Muhammad Kholil, simbol penghormatan atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada ulama besar asal Bangkalan tersebut.
Saat rombongan kirab melintas di depan SD Muhammadiyah 1 Bangkalan, para siswa melambaikan bendera merah putih yang mereka bawa dengan antusias.
Momen Edukatif bagi Peserta Didik
Bagi SD Muhammadiyah 1 Bangkalan, kegiatan ini menjadi momen penting untuk memperkuat nilai-nilai keislaman, kecintaan terhadap ulama, dan rasa bangga terhadap sejarah lokal Madura.
“Ini pengalaman berharga. Anak-anak tidak hanya membaca sejarah, tetapi melihat langsung bagaimana masyarakat memuliakan ulama yang telah berjuang untuk peradaban Islam” tambah Isrotul.
Dengan partisipasi aktif dari seluruh siswa, guru, hingga kepala sekolah, Mutuba kembali menunjukkan komitmennya sebagai sekolah yang konsisten dalam membangun karakter Islami dan nasionalis bagi generasi muda.


0 Tanggapan
Empty Comments