SD Muhammadiyah 1 Pucanganom (SD Muhida), Sidoarjo mengambil langkah cepat dan tepat dalam menyikapi situasi terkini yang terjadi di wilayah Surabaya dan Sidoarjo, yaitu dengan memberlakukan pembelajaran daring (dalam jaringan).
Kebijakan ini diambil menyusul adanya aksi demonstrasi di sejumlah titik yang dinilai dapat berpengaruh pada keamanan serta kenyamanan mobilitas warga, termasuk peserta didik.
Kepala SD Muhida menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan bentuk tanggung jawab sekolah dalam menjaga keselamatan siswa, guru, dan seluruh tenaga kependidikan tanpa mengurangi kualitas layanan pendidikan.
“Kami tetap ingin memastikan proses pembelajaran berjalan lancar meskipun anak-anak belajar dari rumah. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipatif agar orang tua merasa tenang dan anak-anak tetap bisa belajar secara optimal,” ujar Kepala Sekolah.
Selama pembelajaran daring berlangsung, guru-guru di SD Muhida memanfaatkan berbagai platform digital seperti Zoom Meeting, Google Classroom, hingga WhatsApp Group untuk mendukung interaksi belajar.
Tidak hanya itu, guru juga menyusun modul digital dan video pembelajaran yang dapat dipelajari siswa secara fleksibel. Wali murid juga dilibatkan secara aktif dalam mendampingi anak-anak agar pembelajaran di rumah tetap kondusif.
Salah satu guru kelas I menuturkan bahwa meski pembelajaran daring memiliki tantangan, seperti keterbatasan jaringan internet di beberapa wilayah dan kebutuhan akan pendampingan orang tua, hal tersebut tidak mengurangi semangat siswa untuk tetap mengikuti materi pelajaran.
“Anak-anak terlihat antusias meskipun belajar dari rumah,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu guru kelas VI menyampaikan bahwa kegiatan daring ini sangat bermanfaat bagi anak-anak supaya bisa tetap belajar meskipun pembelajaran kurang maksimal.
“Karena kami tidak bisa menjelaskan dan tidak bisa membantu secara langsung apabila ada anak-anak yang kesulitan dalam belajar. Namun mereka sudah cukup terbiasa menggunakan teknologi sejak pandemi, sehingga transisi kembali ke pembelajaran daring dapat berjalan lebih lancar,” ungkapnya.
Sejumlah wali murid menyambut baik langkah sekolah ini. Ibunda dari Kenes, salah satu wali murid kelas I Ali, mengapresiasi langkah cepat sekolah.
“Alhamdulillah, menurut saya kegiatan daring ini sudah sangat baik sebagai upaya sekolah agar anak-anak tetap bisa belajar di kondisi seperti sekarang. Meskipun tidak bertemu langsung, anak-anakku masih bisa berinteraksi dengan guru dan teman-temannya, jadi tetap ada semangat belajar,” tuturnya.
Ia mengakui ada tantangan dalam pembelajaran daring, seperti anak cepat bosan atau terkendala jaringan. Namun, dengan kreativitas dan kesabaran guru, anak-anak tetap bisa menikmati proses belajar. Ia juga merasa terbantu karena anak menjadi lebih terarah dan tidak sepenuhnya lepas dari kegiatan belajar.
“Terima kasih banyak untuk sekolah dan para guru yang sudah berusaha maksimal. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dikembangkan agar makin menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, seorang siswi kelas VI, Salsa, mengaku senang tetap bisa bersekolah meskipun tidak hadir di kelas.
“Bisa tetap ketemu teman-teman dan guru. Kadang agak kesulitan menangkap pelajaran karena sinyal jelek, tapi saya tetap semangat,” katanya dengan wajah ceria.
Selain pembelajaran akademik, SD Muhida juga tetap menanamkan nilai-nilai karakter dan kedisiplinan melalui kegiatan daring, seperti berdoa bersama, mengingatkan salat, dan menanamkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat.
Pihak sekolah menegaskan bahwa pembelajaran daring ini hanya bersifat sementara, menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Apabila situasi kembali kondusif, sekolah siap melanjutkan pembelajaran tatap muka seperti biasanya dengan tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan semua pihak.
0 Tanggapan
Empty Comments