Search
Menu
Mode Gelap

SD Mumtaz Tanamkan Semangat Pahlawan Lewat Drama dan Refleksi

SD Mumtaz Tanamkan Semangat Pahlawan Lewat Drama dan Refleksi
Upacara peringatan Hari Pahlawan di Gedung 2 SD Mumtaz (Heni Dwi Utami/ PWMU.CO)
pwmu.co -

SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman (SD Mumtaz) memperingati Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025), dengan cara yang berbeda dan berkesan.
Bertempat di Gedung 2, kegiatan yang diikuti siswa kelas 1, 2, dan 3 ini memadukan nilai sejarah, nasionalisme, dan edukasi dalam satu rangkaian acara.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Prasidhi Sunusurya Widiarsa, S.Sos., M.Pd., konsep peringatan tahun ini sengaja dirancang lebih hidup.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya hafal teori, tapi benar-benar merasakan semangat juang para pahlawan. Kami padukan upacara bendera dengan mini drama sejarah perobekan bendera di Hotel Yamato, yang melibatkan guru dan siswa. Drama ini diharap juga bisa menggugah adrenalin para siswa agar bisa meneladani semangat para pejuang terdahulu,” jelasnya.

Siswa kelas kecil memulai peringatan dengan menonton film bertema kepahlawanan di aula. Usai menyimak kisah perjuangan, mereka menuangkan imajinasinya melalui kegiatan mewarnai. Melalui cara ini, nilai-nilai kepahlawanan dikenalkan dengan metode yang sesuai dengan usia mereka.

Momen paling mengharukan terjadi di halaman sekolah Gedung 2, tempat siswa kelas 3 menyaksikan mini drama perobekan bendera Belanda.
Adegan diperankan dengan apik oleh para guru.

Iklan Landscape UM SURABAYA

SD Mumtaz Tanamkan Semangat Pahlawan Lewat Drama dan Refleksi (2) - Copy
Mini drama perobekan bendera di Hotel Yamato oleh para guru SD Mumtaz gedung 2 (Heni Dwi Utami/ PWMU.CO)

Adeanto Qoimuddin, M.Pd. dan Fachruddin, S.T., S.Pd. tampil gagah memerankan pejuang, sementara Dwi Mulyono, S.Pd., Syahrul Nuruddin A.S., dan Muhammad Nasrullah Ilmi, S.Pd. memerankan pihak Belanda dengan penuh ekspresi.

“Yang membuatnya unik, drama ini mengangkat sejarah lokal Surabaya dan kostumnya dibuat sederhana tanpa sewa, fokus pada penghayatan. Suasana hening dan sorak sorai siswa menandakan pesan perjuangan itu sampai,” tambah Prasidhi.

Kegiatan ini tidak berhenti pada upacara dan pentas saja. Sebagai tindak lanjut, siswa juga diminta membuat karya refleksi berupa enikki atau catatan harian berisi gambar dan tulisan singkat bertema “Semangat Pahlawan di Sekolahku.” Langkah ini dilakukan agar nilai-nilai yang diperoleh tidak menguap begitu saja, tetapi menjadi bekal karakter dalam keseharian mereka. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments