“Tugas kita hanya memberikan yang terbaik untuk sekolah dengan terus berdoa dan berikhtiar, sedangkan hasilnya sepenuhnya milik Allah.”
Kalimat penuh makna ini seolah menjadi napas perjuangan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya (SMAM-X), sekolah keberbakatan Muhammadiyah Boarding Area Sport, Art, and Science. Sekolah ini terus bertahan dan berkembang dengan semangat inovasi tanpa henti.
SMAM-X dikenal sebagai sekolah yang selalu melahirkan karya-karya unik, menarik, dan kekinian.
Di sinilah anak-anak berbakat ditempa untuk tidak hanya berprestasi di bidang olahraga dan seni, tetapi juga berani tampil dengan karya baru yang kreatif dan berbeda.
Tak heran jika masyarakat kerap penasaran: produk unggulan apa lagi yang lahir dari sekolah keberbakatan ini?
Tahun keenam menjadi titik penting perjalanan SMAM-X. Sekolah ini mendapat kepercayaan dari Dinas Pendidikan Pusat untuk menjadi sekolah berbasis entrepreneurship.
Amanah tersebut dijawab dengan membentuk tim kewirausahaan yang bertugas mengintegrasikan pembelajaran entrepreneurship ke dalam kegiatan sekolah.
Dengan semangat itu, SMAM-X menyambut era pertumbuhan startup dengan terobosan kreatif.
Tak hanya lewat pembelajaran tatap muka, tetapi juga melalui layanan digital yang menjangkau lebih luas.
Dengan demikian, SMAM-X kini tak hanya identik dengan olahraga dan seni, tetapi juga mulai menancapkan nama dalam bidang entrepreneurship dan industri kreatif.
Komunitas MBA Spartans SMAM-X hadir sebagai motor penggerak ekosistem startup di sekolah. Infrastruktur pun dipersiapkan, mulai dari ruang berkumpul komunitas, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan pengelolaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Sekolah juga menghadirkan alumni yang telah sukses membuka usaha untuk berbagi pengalaman dengan adik-adiknya.
Program inkubasi dan akselerasi startup pun berjalan, didukung dengan pelatihan desain kreatif, strategi pemasaran, hingga manajemen organisasi usaha.
Bahkan, sekolah ikut membantu mencarikan kanal pemasaran produk siswa agar bisa langsung bersaing di pasaran.
Semua itu menjadi bukti bahwa SMAM-X tidak sekadar memberi teori, tetapi juga menyediakan ruang nyata untuk praktik kewirausahaan.
Menjadi Pencipta Lapangan Kerja
Di tengah kompetisi antarsekolah yang semakin ketat, kehadiran komunitas industri kreatif SMAM-X menjadi langkah tepat.
Pesan yang selalu digaungkan kepada siswa adalah: “Jangan menunggu lulus kuliah untuk menjadi pengusaha, mulailah sekarang.”
Era digital telah mengubah wajah kewirausahaan. Untuk memulai usaha, siswa tak lagi harus memiliki kantor atau modal besar. Cukup dengan ide kreatif, kemauan keras, dan strategi tepat, usaha bisa diluncurkan sejak di bangku SMA.
Sejak berdiri pada tahun 2014, SMAM-X telah melahirkan banyak pengusaha muda. Angkatan pertama, Faisal Rahman, mendirikan UNICO STREET DRINK, bisnis minuman berbasis susu dan kopi.
Disusul oleh Fadhilah Riyan dari angkatan kedua dengan produk “Kata Mantan”, minuman kekinian yang berhasil merebut pasar anak muda. Hampir setiap angkatan berikutnya, selalu ada siswa yang berani terjun ke dunia usaha.
Yang membanggakan, dukungan sekolah tidak berhenti ketika siswa lulus. Alumni yang merintis usaha tetap mendapat pendampingan, baik berupa konsultasi, pelatihan, maupun akses pemasaran.
Hal ini memperlihatkan konsistensi SMAM-X dalam menumbuhkan ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan.
Lebih dari sekadar tren, entrepreneurship di SMAM-X telah menjadi budaya. Budaya yang mendorong siswa untuk bekerja keras, berpikir kreatif, dan berani mengambil risiko.
Budaya yang mengajarkan bahwa usaha tidak hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang nilai kerja keras, kemandirian, dan kebermanfaatan bagi orang lain.
Dengan semangat itu, SMAM-X terus meneguhkan diri sebagai sekolah keberbakatan yang melahirkan generasi muda berjiwa entrepreneur—mereka yang kelak bukan sekadar pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments