Search
Menu
Mode Gelap

Tak Ingin Melupakan Sejarah, Para Pimpinan Ranting Ini Napaktilasi Sejarah Berdirnya Muhammadiyah

Tak Ingin Melupakan Sejarah, Para Pimpinan Ranting Ini Napaktilasi Sejarah Berdirnya Muhammadiyah
pwmu.co -
Peserta sedang foto di Langgar KHA Dahlan yang menjadi salah satu cagar budaya DIY (foto istimewa)

PWMU.CO – Tak ingin melupakan sejarah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Jajartunggal, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya, melakukan tapak tilas ke situs peninggalan KH Ahmad Dahlan, di Kauman, Yogyakarta, Ahad (5/2).

“Jika hari ini Muhammadiyah memiliki begitu banyak amal usaha, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun sosial, yang jumlahnya ribuan dan tersebar di seluruh Indonesia, bahkan manca negara, maka itu bukan proses yang ujug-ujug,” kata Daniar WP, Sekretaris PRM Jajartunggal.

(Baca: Ambil Spirit Perjuangan KH Ahmad Dahlan, Siswa SMAMDA Surabaya Tapak Tilas ke Kauman Yogyakarta)

Semua itu, katanya, butuh proses yang panjang. “Karena itu kita perlu melakukan kegiatan tapak tilas  atau rihlah dakwah untuk mengetahui jejak perjuangan KH Ahmad Dahlan,” ucapnya. Daniar mengatakan, kunjungan ini akan menambah semangat dan daya juang para kader di tingkat ranting yang menjadi ujung tombak dakwah Muhammadiyah.

Bendahara PRM Jajartunggal Agus Wiyono berharap bahwa napak tilas seperti ini bisa diagendakan setiap tahun. “Mari ajak anak-anak muda yang ada di masjid dan ranting. Kita siapkan kader-kader yang militan,” ujarnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Di Masjid Jogokariyan untuk studi banding manajemen kemasjidan (foto istimewa)

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung Drs H Moch Maskur yang ikut dalam rombongan, ikut memberikan motivasi kepada PRM yang mengikuti tapak tilas ini, agar mereka senantiasa menghidupkan pengajian di tingkat ranting. “Karena pengajian adalah ruh Muhammadiyah. Dengan menziarahi makam pendiri Persyarikatan dan belajar managamen kemasjidan di Masjid Jogokariyan, semoga semakin meningkatkan kualitas pengajian kita.”

Ikut pula dalam rombongan PRM Dukuh Kupang, PRM Babatan, dan PRM Wiyung. Selian tapak tilas sejarah berdirinya Muhammadiyah, mereka juga melakukan studi banding kemasjidan ke Masjid Jogokariyan, Yogyakarta.

Perjalanan yang cukup melelahkan itu tak terasa bagi Abah Rochim (73 tahun), sesepuh Muhammadiyah Wiyung yang ikut serta. (Ferry Yudi AS)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments